TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas anti-korupsi Ukraina menyatakan sedang menyelidiki korupsi skala besar di Mahkamah Agung. Dilansir dari Reuters, lembaga anti-korupsi membagikan foto tumpukan dolar yang berjejer rapi di sofa.
Biro Anti-Korupsi Nasional Ukraina (NABU) tidak menyebut siapa pun yang dituduh melakukan korupsi. Namun menurut media lokal Ukraina, Ketua Mahkamah Agung Vsevolod Kniaziev telah ditahan karena dicurigai menerima suap US$ 3 juta atau setara Rp 44,4 miliar.
Otoritas anti-korupsi memajang foto itu di halaman Facebook-nya. Lembaga tersebut mengatakan penemuan itu menyusul penyelidikan yang dilakukan oleh NABU dan kantor Penuntut Antikorupsi Khusus (SAP).
"NABU dan SAP telah mengungkap korupsi besar-besaran di Mahkamah Agung, yaitu skema bagi pimpinan dan hakim Mahkamah Agung untuk menerima suap," kata biro tersebut dalam unggahannya. "Tindakan investigasi darurat sedang dilakukan."
Uang yang ditemukan oleh detektif Biro Antikorupsi Nasional selama tindakan investigasi dalam kasus korupsi yang melibatkan hakim Mahkamah Agung digambarkan di lokasi yang tidak diketahui di Ukraina dalam gambar selebaran yang dirilis 15 Mei 2023. Press Service of the National Anti-Corruption Bureau of Ukraine/Handout via REUTERS
Belgia mensyaratkan Ukraina bebas korupsi agar bisa bergabung dalam Uni Eropa. Meskipun mengalami kemajuan dalam beberapa tahun terakhir, Ukraina menempati peringkat ke-116 dari 180 negara dalam Indeks Persepsi Korupsi Transparency International.
Dzerkalo Tyzhnia, situs berita lokal, dan outlet online Ukrayinska Pravda mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan Kniaziev telah ditahan tanpa ada rincian lebih lanjut. Kniaziev belum bisa dihubungi untuk memberikan komentar.
Dzerkalo Tyzhnia mengutip sumbernya yang mengatakan uang itu berasal dari pendukung miliarder Ukraina Kostyantyn Zhevago, yang ditangkap di Prancis pada Desember lalu. Zhevago ditangkap atas permintaan Ukraina sehubungan dengan tuduhan penggelapan.
Pada Januari lalu, Presiden Volodymyr Zelensky memberikan tanggapan tegas menyusul dugaan korupsi yang melibatkan pejabat tingkat tinggi Ukraina. Laporan media, seperti dikutip Reuters mewartakan, penjabat wakil menteri pembangunan regional, Vasyl Lozinskiy, ditahan atas tuduhan menerima suap. Biro Anti-Korupsi Nasional Ukraina (NABU) menangkap Lozinskiy pada Sabtu, 21 Januari 2022, karena dicurigai melakukan penggelapan.
Lozinskiy diduga menerima 370 ribu euro atau Rp 6 miliar untuk "memfasilitasi penyelesaian kontrak pembelian peralatan dan generator dengan harga yang dinaikkan", kata NABU dalam siaran pers. Fokus baru pada korupsi juga melibatkan Menteri Pertahanan Oleksiy Reznikov setelah sebuah surat kabar melaporkan bahwa militer diduga membeli makanan dengan harga yang sangat tinggi.
Laporan media di Ukraina menuduh kementerian menyetujui kontrak untuk memasok makanan kepada tentara di garis depan dengan harga "dua hingga tiga" kali lipat dari harga normal. Menurut situs berita ZN.UA, seperti dikutip Euronews, kontrak tersebut berjumlah 320 juta euro atau sekitar Rp 5,2 triliun untuk 2023.
Presiden Zelensky menyatakan tidak akan mentoleransi korupsi, masalah yang sudah kronis di negara itu. Dia menjanjikan akan ada keputusan penting dalam waktu dekat, untuk menumpas korupsi di Ukraina.
REUTERS