Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Hari Nakbah, Sejarah Kelam Generasi Palestina yang Diusir dari Tanah Air setelah Israel Berdiri

Reporter

image-gnews
Pendukung pro-Palestina berdoa di atas bendera Palestina saat mereka ikuti aksi solidaritas untuk raykat Palestina menyusul kekerasan Israel ke warga Palestina di borough Manhattan di New York City, New York, AS, 11 Mei 2021. REUTERS/Eduardo Munoz
Pendukung pro-Palestina berdoa di atas bendera Palestina saat mereka ikuti aksi solidaritas untuk raykat Palestina menyusul kekerasan Israel ke warga Palestina di borough Manhattan di New York City, New York, AS, 11 Mei 2021. REUTERS/Eduardo Munoz
Iklan

TEMPO.CO, JakartaRibuan orang berkumpul di London memperingati 75 tahun Hari nakbahh atau Hari Kehancuran, mengenang pengusiran ratusan ribu warga Palestina dari rumah dan tanah mereka pada 1948 setelah berdirinya Israel.

Hari nakbahh ini diperingati oleh warga dan pendukung Palestina setiap 15 Mei. Tahun ini mereka memperingatinya di London pada Sabtu, 13 Mei 2023, dengan demo bertema "nakbahh 75 - Akhiri Apartheid, Akhiri Pendudukan".

Peringatan ini diselenggarakan untuk menunjukkan solidaritas dan menuntut aksi mengakhiri dukungan Inggris atas sistem Israel yang menindas. Lalu, apa dan bagaimana sejarah Hari nakbah?

Hari nakbah, catatan kelam bagi generasi Palestina

Dilansir Al Jazeera, tanggal 15 Mei 1948 merupakan sebuah catatan kelam bagi generasi Palestina yang mengenalnya sebagai nakbah, atau "bencana besar", setelah deklarasi negara Israel di Palestina. Hari nakbah berlangsung sejak Yishuv, komunitas Yahudi sebelum negara Israel terbentuk di Palestina, menjadi Israel setelah sponsor kolonial Inggris meninggalkan Palestina, yang sebelumnya diinvasi dan diduduki selama Perang Dunia I.

Bagi orang Palestina, nakbah tidak hanya mewakili sebuah peristiwa sejarah, tetapi juga sebuah proses yang masih berlanjut sejak tahun 1880-an ketika para pemukim Zionis Eropa mulai bergerak ke Palestina untuk menyiapkan dasar negara masa depan mereka.

Meskipun proyek Zionis berhasil mewujudkan impian mereka untuk menciptakan tanah air di Palestina pada tahun 1948 setelah mengalahkan lima pasukan Arab yang kurang persenjataan dan jumlahnya lebih sedikit, pengusiran orang Palestina tidak pernah berhenti.

Antara tahun 1947 dan 1949, sekitar 750.000 orang Palestina dari populasi 1,9 juta diusir dari kota-kota dan desa-desa mereka untuk memberi jalan bagi para imigran Yahudi baru.

Sebagian besar orang Palestina ini melarikan diri ke negara-negara tetangga, di mana mereka menetap sebagai pengungsi.

Hanya 150.000 orang Palestina yang tersisa di Israel, yang didirikan di atas 78 persen dari total luas tanah Palestina. Sisanya, 22 persen di bagian timur Palestina kemudian dianeksasi oleh Yordania dan diberi nama Tepi Barat, dan penduduknya menjadi warga negara Yordania.

Pada bulan Juni 1967, Tepi Barat diduduki oleh Israel bersama dengan Jalur Gaza yang sebelumnya berada di bawah kendali militer Mesir.

Menurut Biro Pusat Statistik Palestina, sekitar lima juta warga Palestina tinggal di Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza yang diblokir, dan 1,5 juta di Israel. Enam juta lagi tinggal di diaspora di negara-negara tetangga dan seluruh dunia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, banyak orang Palestina yang berpendapat bahwa kemenangan Zionis belum lengkap.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Netanyahu Dituduh sebagai Penjahat Perang dan Langgar Konvensi Jenewa, Bagaimana Sejarahnya?

2 jam lalu

Aktivis Solidaritas Seni Untuk Palestina berbaring di trotoar monumen Dasasila, Bandung, 25 Juli 2024. Aktivis menyerukan aksi boikot Israel dan menyatakan PM Israel Benjamin Netanyahu sebagai penjahat kemanusiaan yang harus diseret ke pengadilan internasional. TEMPO/Prima mulia
Netanyahu Dituduh sebagai Penjahat Perang dan Langgar Konvensi Jenewa, Bagaimana Sejarahnya?

Mengenal Konvensi Jenewa, Apa itu dan bagaimana sejarahnya? Politisi AS sebut Netanyahu sebagai penjahat perang, artinya langgar Konvensi Jenewa.


Korban Tewas di Gaza: Berapa Banyak Warga Palestina yang Terbunuh?

4 jam lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Para pejabat Palestina mengatakan mayat-mayat itu termasuk korban perang Israel-Hamas dan mayat-mayat yang digali ketika pasukan Israel menerobos Gaza. REUTERS/Mohammed Salem
Korban Tewas di Gaza: Berapa Banyak Warga Palestina yang Terbunuh?

Otoritas Kesehatan Palestina secara teratur menghitung jumlah korban yang tewas akibat perang Israel di Gaza, tetapi Israel meragukan hasilnya.


Cegah Wabah, WHO Kirim Lebih dari 1 Juta Vaksin Polio ke Gaza

6 jam lalu

Anak-anak Palestina menangis saat berebut makanan dimasak oleh dapur amal, di tengah kelangkaan makanan, saat konflik Israel-Hamas berlanjut, di Jalur Gaza utara, 18 Juli 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
Cegah Wabah, WHO Kirim Lebih dari 1 Juta Vaksin Polio ke Gaza

WHO mengirimkan lebih dari satu juta vaksin polio ke Gaza untuk mencegah anak-anak terkena wabah


Inggris Batalkan Rencana Menentang Surat Penangkapan Netanyahu

8 jam lalu

Perdana Menteri yang baru terpilih Keir Starmer menyampaikan pidato di depan kediaman resminya yang baru di Jalan Downing Nomor 10 London, Inggris, 5 Juli 2024. Melalui Keir Starmer, Partai Buruh sukses menang telak atas Partai Konservatif yang sudah berkuasa selama 14 tahun. Stefan Rousseau/Pool melalui REUTERS
Inggris Batalkan Rencana Menentang Surat Penangkapan Netanyahu

Pemerintahan baru Inggris membatalkan tuntutannya terhadap surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu


Menanggapi Pelabelan dari Israel, AS: UNRWA Bukan Organisasi Teroris

8 jam lalu

Suasana pertandingan sepak bola yang digelar pengungsi Palestina di sekolah penampungan UNRWA, di tengah konflik Israel-Hamas, di Jabalia di Jalur Gaza utara, 23 Juli 2024. Sejumlah pengungsi Palestina berkumpul di halaman sekolah penampungan UNRWA untuk bermain dan menyaksikan pertandingan sepak bola sebagai hiburan di tengah perang. REUTERS/Mahmoud Issa
Menanggapi Pelabelan dari Israel, AS: UNRWA Bukan Organisasi Teroris

AS, menurut jubir Departemen Luar Negeri AS, terus mendukung bantuan di Gaza melalui PBB, namun saat ini tidak dapat mendanai UNRWA.


UNESCO Masukkan Biara Gaza dari Abad ke-4 dalam Daftar Situs Terancam Punah

17 jam lalu

Kompleks Saint Hilarion dibangun pada abad keempat. Mahmud HAMS
UNESCO Masukkan Biara Gaza dari Abad ke-4 dalam Daftar Situs Terancam Punah

Biara Saint Hilarion di Gaza, salah satu biara tertua di Timur Tengah, dimasukkan ke dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO yang terancam punah


Bertemu Uni Eropa, Menlu Retno Serukan Penghormatan terhadap Hukum Internasional

19 jam lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (kiri) dan Menlu Slovenia Tanja Fajon (kanan) bertemu di Ljubljana pada Rabu 26 Juni 2024. ANTARA/HO-Kemlu RI.
Bertemu Uni Eropa, Menlu Retno Serukan Penghormatan terhadap Hukum Internasional

Menlu Retno mengatakan penghormatan terhadap hukum internasional penting bagi ASEAN, Uni Eropa, Ukraina hingga Palestina.


Hamas: Netanyahu Seharusnya Ditangkap, Bukan Diberi Panggung

19 jam lalu

Wakil Presiden AS Kamala Harris bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Kantor Eksekutif Eisenhower di halaman Gedung Putih, di Washington, D.C., AS, 256Juli 2024. Kamala Harris meneriakkan kesepakatan damai dan mengatakan tak akan diam atas penderitaan di kantong Palestina itu. REUTERS/Nathan Howard
Hamas: Netanyahu Seharusnya Ditangkap, Bukan Diberi Panggung

Hamas, mengecam kesempatan yang diberikan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk berpidato di hadapan Kongres AS.


Uni Eropa Kritik Keputusan Parlemen Israel Sahkan RUU Pelarangan UNRWA

20 jam lalu

Josep Borrell, Kelapa Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa. Sumber: AFP via Getty Images/politico.eu
Uni Eropa Kritik Keputusan Parlemen Israel Sahkan RUU Pelarangan UNRWA

Uni Eropa mengkritik langkah parlemen Israel untuk melarang operasi UNRWA dan mencapnya sebagai organisasi teroris.


Jenderal AS Akui Belum Lihat Rencana Pascaperang Gaza yang Jelas dari Israel

20 jam lalu

Jenderal AS Akui Belum Lihat Rencana Pascaperang Gaza yang Jelas dari Israel

Jenderal tertinggi Angkatan Udara AS mengatakan sejauh ini tidak banyak detail yang dapat dilihat dari rencana pascaperang Israel di Gaza.