TEMPO.CO, Jakarta - Mantan presiden Amerika Serikat Bill Clinton mengungkapkan bahwa dia tahu sejak 2011, “hanya masalah waktu” sampai Presiden Rusia Vladimir Putin akan menyerang Ukraina.
Selama diskusi yang menegangkan antara para pemimpin negara di Davos, Swiss, tiga tahun sebelum Rusia menginvasi Krimea pada 2014, Putin menjelaskan dirinya tidak setuju dengan kesepakatan untuk menghormati perbatasan Ukraina.
Perjanjian yang ditengahi AS antara pendahulu Putin, Boris Yeltsin, dan Kyiv, menyatakan bahwa wilayah Ukraina tidak akan dilanggar dengan imbalan Kyiv melepaskan persenjataan nuklir era Sovietnya.
"Vladimir Putin mengatakan kepada saya pada 2011 - tiga tahun sebelum dia merebut Krimea - bahwa dia tidak setuju dengan perjanjian yang saya buat dengan Boris Yeltsin," FT mengutip ucapan mantan presiden AS tersebut di sebuah acara di New York pada akhir pekan ini.
“Dia berkata ...'Saya tidak setuju dengan itu. Dan saya tidak mendukungnya. Dan saya tidak terikat olehnya.' Dan saya tahu sejak hari itu, ini hanya masalah waktu saja,” kata Clinton.
Pengungkapan itu dibuat selama penampilan bersama di sebuah perusahaan investasi bersama dengan istrinya, mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton. Penampilan mereka digunakan untuk mendesak dukungan yang lebih besar dari Ukraina.
Hillary Clinton juga mengecam Putin, yang sebelumnya dia salahkan karena membantu merusak upaya pemilihannya melawan mantan presiden Donald Trump.
Politisi Demokrat itu juga menegaskan kembali pentingnya dukungan Barat ke Ukraina, dengan mengatakan bahwa terus memasok senjata dapat membantu Kyiv memenangkan perang.
Hillary menambahkan 'tidak akan mempercayai' Putin di meja perundingan 'dalam keadaan apa pun', dengan mengatakan bahwa satu-satunya cara perang dapat berakhir adalah jika Ukraina mendapatkan 'pengaruh' - baik kekalahan militer atau mendapatkan kembali wilayahnya yang hilang.
Peringatan tegas keluarga Clinton datang setelah juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, meningkatkan ketegangan dengan mengklaim bahwa AS berada di balik serangan pesawat tak berawak yang menurut Rusia diluncurkan oleh Kyiv untuk membunuh Putin.
Juru bicara Kremlin bersikeras - tanpa memberikan bukti - bahwa AS 'tidak diragukan lagi' berada di balik serangan yang katanya dilakukan oleh Ukraina. Gedung Putih dengan tegas menolak klaim tersebut sebagai 'kebohongan'.
Pilihan Editor: Putin akan Manfaatkan Serangan Drone ke Kremlin untuk Naikkan Tekanan ke Ukraina
DAILY MAIL