TEMPO.CO, Jakarta - Serangan drone ke Kremlin, lepas dari siapa pelakunya dan apakah Rusia telah kebobolan atau hanya rekayasa, bagi Vladimir Putin terbukti bermanfaat secara politik.
Meskipun drone dihancurkan sebelum menyebabkan kerusakan serius, insiden tersebut menyoroti kerentanan Moskow dari drone musuh, dan menimbulkan pertanyaan tentang ketangguhan pertahanan udara Rusia.
Di dalam negeri Rusia, serangan itu membantu memperkuat narasi yang didukung Kremlin bahwa perangnya di Ukraina adalah perang eksistensial bagi negara dan rakyat Rusia.
Menjelang parade tahunan kemenangan dalam Perang Dunia Kedua 9 Mei di Lapangan Merah Moskow - acara sakral bagi banyak orang Rusia - dan pada saat Rusia dilaporkan oleh Barat mengalami banyak korban dengan sedikit perolehan teritorial di Ukraina, beberapa pengamat yakin serangan drone itu punya efek ganda.
"Ini adalah upaya untuk mengumpulkan semua hal yang sakral dalam satu pernyataan," kata Alexander Baunov, mantan diplomat Rusia dan pengamat Kremlin, tentang tanggapan Kremlin.
Menurut versi Kremlin, dugaan serangan itu membidik Putin, bendera Rusia di atas gedung senat Kremlin, dan membayangi "Hari Kemenangan," kata Baunov kepada saluran YouTube 'Live Nail'.
"Mereka mencoba ... untuk menggalang orang-orang di sekitar (dugaan) serangan yang gagal ini. Ini benar-benar mobilisasi patriotik," kata Baunov.
Persatuan seperti itu - berpotensi didasarkan pada kombinasi kemarahan, ketakutan, dan patriotisme - terbukti berguna pada saat Rusia bersiap untuk serangan balasan Ukraina yang telah lama ditunggu-tunggu yang diharapkan Kyiv bisa merebut kembali wilayahnya.
Setelah kantor Putin membingkai insiden drone sebagai upaya Ukraina menyerang presiden - sesuatu yang disangkal Kyiv - politisi dari seluruh spektrum politik Rusia menyerukan balas dendam dan agar Moskow melanjutkan "operasi militer khusus" di Ukraina dengan cara yang jauh lebih keras. .
Beberapa pakar Barat mempertanyakan apakah Rusia memiliki pilihan yang tersisa untuk melakukan eskalasi, selain menggunakan senjata nuklir taktis di Ukraina.
Tetapi Moskow masih memiliki beberapa opsi untuk meningkatkan - meskipun yang akan dikutuk sebagai barbar dan ilegal di Barat - seperti menargetkan administrasi kepresidenan Ukraina dan gedung pemerintah lainnya di pusat Kyiv dan secara terbuka mencoba membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan anggotanya. tim dalam kampanye yang ditargetkan.
Serangan drone itu bakan dijadikan dalih Rusia untuk menunjuk pemerintah Ukraina sebagai organisasi teroris dan pendukung Baratnya seperti Amerika Serikat sebagai sponsor terorisme, sesuatu yang dibicarakan oleh Vyacheslav Volodin, ketua majelis rendah parlemen.
REUTERS
Pilihan Editor: Menanti Terobosan ASEAN dalam Menyelesaikan Krisis Myanmar