TEMPO.CO, Jakarta - Rabbi atau pemimpin agama Yahudi Inggris akan bergabung dengan para pemimpin agama lainnya saat penobatan Raja Charles III pada Sabtu 6 Mei 2023.
Namun, Rabbi Ephraim Mirvis menghadapi masalah unik – bagaimana memastikan kehadirannya tidak melanggar Hari Sabat Yahudi.
Selama Hari Sabat, umat Yahudi diminta beribadah dan dilarang menggunakan barang-barang bermesin seperti kendaraan bermotor hingga menggunakan mikrofon untuk pengeras suara.
Namun, kendala yang dihadapi Ephraim Mirvis berhasil diselesaikan dengan bantuan Raja Charles. Pada Jumat, ia memuji cara kantor Charles yang “penuh hormat, sensitif” dalam menangani situasi tersebut.
Rabbi Mirvis bahkan diundang untuk menginap bersama istrinya, Valerie di Istana St James. Dengan menginap di istana itu, berarti rabi kepala bisa berjalan kaki ke Westminster Abbey pada Sabtu pagi, sehingga tidak melanggar aturan Hari Sabat dengan menggunakan kendaraan bermotor.
“Penyedia jasa katering Kosher (halal dalam tradisi Yahudi) telah didatangkan untuk menyiapkan jamuan penobatan pada Jumat malam,” kata Mirvis kepada televisi Sky News.
Setelah upacara penobatan dengan tradisi Kristen, rabbi kepala akan bergabung dengan para pemimpin Muslim, Hindu, Sikh, dan Buddha di Inggris untuk mengucapkan pernyataan lisan secara serempak terhadap raja mereka yang baru dinobatkan.
“Ini akan sangat singkat, tetapi sangat kuat,” kata Mirvis, sambil menekankan bahwa dia tidak diharuskan berbicara ke mikrofon elektronik di gereja, sekali lagi untuk menghormati hari suci Yahudi.
Pemimpin agama lain yang menghadiri penobatan itu termasuk Aliya Azam, koordinator lintas agama di Islamic Al-Khoei Foundation, dan Radha Mohan dari kuil Hindu Bhaktivedanta Manor di utara London.
Rumah bangsawan itu disumbangkan ke gerakan Hare Krishna pada 1973 oleh mantan anggota Beatles, George Harrison.
Turut hadir adalah Indarjit Singh, seorang anggota Sikh dari House of Lords, dan Yang Mulia Bogoda Seelawimala, biksu kepala dari salah satu kuil Buddha Theravada utama di London.
Deklarasi bersama yang belum pernah terjadi sebelumnya dari para pemimpin agama lainnya berbunyi: “Yang Mulia, sebagai tetangga dalam iman, kami mengakui nilai pelayanan publik. Kami bersatu dengan orang-orang dari semua agama dan kepercayaan dalam ucapan syukur, dan dalam pelayanan bersama Yang Mulia demi kebaikan bersama.”
Kebaktian di Westminster Abbey akan dilakukan dengan liturgi Kristen saat Charles mengambil sumpah untuk melayani sebagai “Pembela Iman (Protestan)” dan untuk melindungi Gereja Inggris.
Namun, Charles selama ini memiliki minat untuk menjembatani perbedaan agama, dan telah berbicara untuk bertindak sebagai “pembela iman” secara umum. Seiring dengan kenyataan bahwa Inggris tumbuh menjadi lebih multibudaya di bawah pemerintahan mendiang ibunya selama 70 tahun.
Dalam sensus 2021, sekitar 27,5 juta orang, atau 46,2 persen di Inggris dan Wales, menggambarkan diri mereka sebagai orang Kristen, turun 13,1 poin persentase dari 2011.
Mereka yang mencantumkan "tidak beragama" naik 12 poin menjadi 37,2 persen. Umat Muslim mewakili 6,5 persen dari populasi, diikuti oleh Hindu, Sikh, Budha dan Yahudi.
Pilihan Editor: Jelang Penobatan Raja Charles III, Masyarakat Adat Menuntut Permintaan Maaf
FRANCE24