TEMPO.CO, Jakarta - Ketika Fuminori Tsuchiko tiba di Kota Kharkiv di Ukraina timur pada tahun lalu, dia mengatakan ingin melakukan apa saja untuk membantu orang-orang setelah invasi Rusia.
Tergerak oleh penderitaan penduduk Kharkiv yang terpaksa berlindung di stasiun kereta bawah tanah akibat serangan Rusia, warga negara Jepang berusia 75 tahun dari Tokyo itu memutuskan untuk tetap tinggal.
Selama berbulan-bulan, katanya, dia tinggal di stasiun metro dan bekerja sebagai sukarelawan membagikan makanan di kereta bawah tanah.
Dia dan seorang warga Ukraina yang dia temui di stasiun, kini telah membuka kafe gratis di lingkungan Saltivka Kharkiv. Makanan gratis ini menurut Tsuchiko berasal dari sumbangan yang diberikan oleh warga Jepang melalui media sosial.
"Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, Desember - (selama) tujuh bulan saya tinggal di metro bawah tanah. Saya tidur dan makan bersama (dengan) banyak, banyak orang Ukraina," kata Tsuchiko kepada Reuters, Jumat 28 April 2023.
FuMi Caffe melayani sekitar 500 orang sehari, katanya.
Tsuchiko mengatakan mengunjungi Ukraina sebagai turis pada Februari 2022, ketika kedutaan Jepang mendesaknya untuk pergi saat Rusia bersiap untuk menyerang. Dia pergi ke ibu kota Polandia, Warsawa, tetapi mengatakan dia kembali dua bulan kemudian.
Seorang pengunjung kafe, Anna Tovstopyatova, mengatakan dia datang untuk memberikan sumbangan. "Senang sekali ada orang yang begitu tulus dengan hati dan jiwa terbuka, yang mengorbankan hidup dan waktu mereka untuk membantu dan memberi harapan," kata Tovstopyatova.
Kharkiv menahan pasukan Rusia dan pasukan Ukraina kemudian mendorong pasukan Rusia kembali ke perbatasan. Meskipun mundur, serangan Rusia di kota terus berlanjut.
Pilihan Editor: Rudal Rusia Hantam Apartemen di Wilayah Caplokan, Petinggi Militer Dikecam
REUTERS