TEMPO.CO, Jakarta - Dokumen rahasia intelijen Amerika Serikat yang bocor mengungkapkan bagaimana China berusaha mengendalikan komunikasi masa perang, Financial Times melaporkan seperti dilansir Fox News akhir pekan lalu.
Baik Rusia dan Beijing baru-baru ini membuat kemajuan dalam gangguan satelit dan alat lainnya.
China sedang membangun kemampuan peretasan yang akan memungkinkannya untuk "merebut kendali" satelit musuh, Financial Times (FT) melaporkan, mengutip laporan yang bocor dari CIA.
Pengungkapan itu muncul di tengah ketegangan yang sedang berlangsung antara Beijing dan Washington mengenai perdagangan dan geopolitik, karena kekhawatiran meningkat bahwa China mungkin mencoba untuk menyerang Taiwan, wilayah yang dianggapnya miliknya.
FT mengatakan laporan CIA adalah salah satu dari lusinan dokumen rahasia yang diduga dibagikan oleh seorang Pengawal Nasional Udara AS berusia 21 tahun dalam salah satu pelanggaran intelijen terburuk dalam satu dekade.
Laporan tersebut menilai bahwa rencana untuk "menyangkal, mengeksploitasi, atau membajak" satelit musuh adalah bagian inti dari tujuan China untuk mengontrol informasi, yang dianggap Beijing sebagai "ranah perang" utama.
Senjata dunia maya China akan membuat satelit Barat tidak berguna untuk komunikasi atau pengawasan selama masa perang, kata laporan itu.
Senjata itu akan bekerja dengan meniru sinyal yang diterima satelit musuh dari operator mereka, menipu satelit musu agar diambil alih sepenuhnya atau tidak berfungsi pada saat-saat penting dalam pertempuran.
Senjata ini dapat melumpuhkan kemampuan satelit, yang cenderung beroperasi dalam kelompok, untuk saling merespons, menyampaikan perintah ke sistem senjata, atau mengirim kembali data visual dan elektronik yang dicegat, menurut para ahli yang dikutip oleh harian bisnis tersebut.
China selama dekade terakhir berlomba untuk membangun kemampuan militernya di luar angkasa, termasuk komunikasi satelit.
Kepala Angkatan Luar Angkasa AS memperingatkan meningkatnya ancaman