TEMPO.CO, Jakarta - Program Pangan Dunia PBB (WFP), Minggu, 16 April 2023, mengatakan pihaknya telah menghentikan sementara semua operasi di Sudan setelah tiga karyawannya tewas dalam bentrokan antara militer Sudan dan milisi RSF sehari sebelumnya.
"Sementara kami meninjau situasi keamanan yang berkembang, kami terpaksa menghentikan sementara semua operasi di Sudan," kata direktur eksekutif WFP Cindy McCain dalam sebuah pernyataan.
"WFP berkomitmen untuk membantu orang-orang Sudan yang menghadapi kerawanan pangan yang mengerikan, tetapi kami tidak dapat melakukan pekerjaan penyelamatan nyawa jika keselamatan dan keamanan tim dan mitra kami tidak dijamin."
Tiga karyawan WFP tewas dan dua lainnya terluka dalam bentrokan di Kabkabiya, Darfur Utara. WFP tidak menjelaskan kewarganegaraan para korban.
McCain juga mengatakan sulit bagi staf WFP untuk beroperasi setelah pesawat U.N. Humanitarian Air Service (UNHAS) "rusak parah" di bandara Khartoum Sudan selama baku tembak pada Sabtu.
Insiden itu berdampak serius pada kemampuan organisasi untuk memindahkan pekerja kemanusiaan dan bantuan di Sudan, katanya.
Sebelumnya, Minggu, PBB mengutuk pembunuhan karyawan WFP, dengan mengatakan mereka meninggal saat menjalankan tugas mereka.
Volker Perthes, kepala Misi Bantuan Transisi Terpadu Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNITAMS), yang didirikan pada 2020 untuk mendukung transisi demokrasi Sudan, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia juga "terkejut dengan laporan proyektil yang menghantam PBB dan tempat-tempat kemanusiaan lainnya. sebagai laporan penjarahan gedung PBB dan kemanusiaan lainnya di beberapa lokasi di Darfur."
Perebutan kekuasaan antara tentara Sudan dan RSF sejauh ini telah menewaskan 97 warga sipil dan melukai 595 orang, termasuk para pejuang.
Pertempuran pecah, Sabtu, antara unit tentara yang setia kepada Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, dan milisi RSF, yang dipimpin oleh Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, yang dikenal sebagai Hemedti. Itu adalah wabah pertama sejak keduanya bergabung untuk menggulingkan presiden Omar al-Bashir pada 2019.
REUTERS
Pilihan Editor: Kapal Perang AS Berlayar Melewati Selat Taiwan Menyusul Latihan Perang China