TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Hakim Agung Palestina Mohammed Abdalhafez Yousef Azzam akhir pekan ini berkunjung ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di Jakarta, menemui K.H. Yahya Cholil Staquf dalam kapasitasnya sebagai Wakil Utusan Presiden Palestina.
“Saya sangat bangga dengan keberadaan Gus Yahya. Kami merasa tenang karena Gus Yahya berada di pihak kami melalui cara Gus Yahya yang sangat humanis dan internasional,” katanya seperti dikutip dari siaran pers PBNU.
Dunia Arab, menurutnya, terutama bangsa Palestina, harus banyak belajar dari Gus Yahya. Gagasan-gagasan besar Gus Yahya harus disebarkan dan diterapkan di dunia Arab dan Palestina.
Ia mengakui gagasan Gus Yahya mengenai fiqih peradaban, sangatlah penting untuk dapat diwujudkan dan diterapkan pada era sekarang. Karenanya, ia sangat mendukung penuh gagasan tersebut. “Penting pembaharuan beberapa pandangan keagamaan, tajdid al-khitab ad-dini. Kami mendukung penuh Gus Yahya termasuk fikih peradaban yang mementingkan hak minoritas dan kemanusiaan,” katanya.
Dalam kunjungan pertamanya ke Indonesia itu, ia melihat keseriusan dan keteguhan bangsa Indonesia dan PBNU dalam memberikan dukungan terhadap Palestina. “Kami melihat komitmen bangsa Indonesia terhadap Palestina sekaligus menunjukkan keberpihakannya terhadap kemanusiaan dan dukungan terhadap Palestina tidak pernah putus,” katanya.
Oleh karena itu, Syekh Azzam berterima kasih dan merasa tersanjung, serta merasa terhormat atas undangan pihak PBNU dan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang memberikannya kesempatan untuk dapat datang ke Indonesia.
Gus Yahya menyampaikan bahwa NU hadir, antara lain, untuk mencarikan solusi yang dapat diterima masyarakat internasional terkait Palestina dan Israel. Sebab, menurutnya, harus ada penyesuaian dengan masyarakat internasional terkait solusi terhadap persoalan kedua negara tersebut. Karenanya, ia mengajak dunia Islam agar dapat bersama-sama mencari sehingga bisa menemukan solusi yang demikian.
Lebih lanjut, Gus Yahya juga mengajak agar seluruh elemen masyarakat Palestina dapat bersatu, baik Fattah, Hamas, Gaza, maupun Tepi Barat.
NU mengutuk aksi kekerasan yang dilakukan pihak Israel terhadap Palestina. Ia menegaskan bahwa peradamaian dan kemanusiaan merupakan investasi yang paling baik di zaman sekarang.
“Tidak ada investasi terbaik kecuali perdamaian dan kemanusiaan,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.
Untuk keperluan itu, Gus Yahya lantas menggagas "Fikih Peradaban" sebagai respon terhadap tatanan baru dunia dengan mereformulasi fikih baru yang lebih manusiawi, humanis, lebih toleran, damai, dan menjunjung tinggi kemanusiaan.
Syekh Azzam datang ditemani Konsul Kedutaan Palestina Ahmad Metani, sedangkan Gus Yahya didampingi Wakil Ketua Umum PBNU Amin Said Husni dan pengurus Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) PBNU Ahmad Ginanjar Sya’ban.
Pilihan Editor Belanda Legalkan Eutanasia pada Anak yang Sakit Parah, Apa Itu Eutanasia?