TEMPO.CO, Jakarta - Perang Rusia Ukraina telah memakan banyak korban pada pasukan khususnya setelah pengerahan besar-besaran mereka ke garis depan dengan pasukan komando yang terampil menderita banyak korban, demikian diungkap dokumen rahasia militer AS yang bocor.
Ketergantungan yang berlebihan komandan Rusia pada unit operasi khusus "spetsnaz" menyebabkan spekulasi oleh pejabat AS bahwa Moskow akan membutuhkan beberapa tahun untuk membangun kembali pasukannya.
Pejabat Amerika percaya pasukan komando telah menderita jumlah korban yang mengejutkan dan dibiarkan terkuras setelah komandan Rusia mengerahkan mereka pada hari-hari awal perang untuk merebut momentum, menurut laporan Washington Post tentang cache dokumen sensitif yang bocor.
Penilaian tersebut didasarkan pada gambar satelit sebelum dan sesudah yang, menurut pejabat AS, mengungkapkan “semua kecuali satu dari lima Brigade Spetsnaz Terpisah Rusia yang kembali dari operasi tempur di Ukraina pada akhir musim panas 2022 mengalami kerugian yang signifikan”.
Meskipun dokumen tersebut tidak menyebutkan jumlah pasukan komando spetsnaz yang tewas dalam perang, penyadapan intelijen konon menunjukkan bahwa Moskow kehilangan hampir seluruh brigade “dengan hanya 125 personel aktif dari 900 yang dikerahkan”.
Menurut dokumen-dokumen yang bocor, para pejabat AS telah menilai bahwa dibutuhkan waktu hingga satu dekade bagi Rusia untuk menyusun kembali pasukan khususnya.
Gambar-gambar dari hari-hari awal perang Ukraina menunjukkan tentara spetsnaz tiba di Kharkiv, Mariupol, dan Donbas setelah unit senapan bermotor konvensional menghadapi kesulitan.
Dokumen-dokumen itu mengatakan korban besar di antara pasukan khusus Rusia akan memiliki efek yang bertahan lama, termasuk kemampuan untuk melatih kelompok-kelompok paramiliter, yang telah digunakan Rusia untuk memajukan kepentingannya di luar negeri.
“Bantuan Maut” China
Selain itu, penyadapan AS terhadap intelijen Rusia yang termasuk dalam dokumen yang bocor mengungkapkan bahwa China menyetujui “penyediaan bantuan mematikan” ke Moskow dan berencana untuk menyamarkan peralatan militer sebagai barang sipil.
Sebuah ringkasan intelijen AS, 23 Februari 2023 – berdasarkan penyadapan pada dinas intelijen luar negeri Rusia – mengatakan komisi militer pusat China telah “menyetujui penyediaan tambahan” senjata dan menginginkannya dirahasiakan.
Menurut Washington Post, sebuah dokumen yang berjudul The Watch Report dilabeli sangat rahasia dengan distribusi yang sangat terbatas dan memiliki informasi tentang China yang dilabeli “BEIJING”.
Pengungkapan itu adalah bagian dari dokumen rahasia militer AS yang terus muncul dan berisi rahasia negara yang sensitif, yang mencakup rincian persiapan Ukraina untuk serangan musim semi dan menunjukkan bahwa Amerika Serikat telah memata-matai sekutunya.
Pentagon telah mengkonfirmasi dokumen-dokumen itu “tampaknya berisi materi yang sensitif dan sangat rahasia”, tetapi menyatakan setidaknya beberapa telah direkayasa.
REUTERS
Pilihan Editor: Pertukaran Tahanan Yaman Dimulai di Tengah-tengah Pembicaraan Damai