TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan mengatakan dokumen intelijen Amerika Serikat yang bocor ke publik tentang pasokan senjata oleh Seoul ke Ukraina, adalah palsu. Dokumen-dokumen yang bocor itu telah membawa dampak nasional yang "sangat serius". Hal Itu telah menciptakan kekhawatiran diplomatik bagi Washington karena AS dituduh sebagai mata-mata sekutu Korea Selatan dan Israel.
Beberapa file dilaporkan menunjukkan kekhawatiran para pejabat tinggi keamanan nasional Korea Selatan bahwa senjata dan amunisi yang diproduksi oleh negara mereka mungkin akan digunakan di Ukraina. Kebijakan ini merupakan pelanggaran terhadap kebijakan Seoul yang tidak menjual senjata ke negara-negara yang sedang berperang.
Dalam sebuah pembicaraan pada Selasa, 11 April 2023, Menteri Pertahanan Korea Selatan dan Menteri Pertahanan AS menyatakan bahwa sejumlah besar dokumen rahasia yang dipermasalahkan telah direkayasa. Pernyataan itu dijelaskan oleh Kantor Kepresidenan di Seoul.
Lusinan foto dokumen telah beredar di platform media sosial dan layanan perpesanan termasuk Twitter, Telegram, dan Discord selama berminggu-minggu. Pentagon mengatakan sedang menyelidiki apakah dokumen yang beredar asli atau tidak. Pentagon telah menemukan satu dokumen sudah dimanipulasi. Namun, para pejabat AS dilaporkan percaya bahwa banyak dokumen yang beredar itu asli.
Kebocoran tersebut telah mendorong para pejabat AS untuk meyakinkan sekutu seperti Korea Selatan, yang telah memberikan bantuan kemanusiaan ke Ukraina sejak Rusia menginvasi tahun lalu. Namun Seoul memiliki kebijakan lama untuk tidak menyediakan senjata ke negara-negara yang sedang berkonflik. Menurut Seoul, hal itu akan mempersulit pasokan senjata langsung ke Ukraina.
Kantor Presiden Yoon Suk Yeol mengatakan pihaknya memiliki keamanan berlapis. Tuduhan bahwa kantornya telah disadap adalah tak masuk akal. Yoon dijadwalkan melakukan perjalanan ke Amerika Serikat akhir bulan ini untuk kunjungan kenegaraan.
REUTERS
Pilihan Editor: China akan Tutup Wilayah Udara di Utara Taiwan