Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

100 Gerilyawan dan Warga Sipil Tewas dalam Serangan Udara, Ini Alasan Junta Myanmar

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Penjabat Presiden National Unity Government Myanmar Duwa Lashi La. Dok: NUG
Penjabat Presiden National Unity Government Myanmar Duwa Lashi La. Dok: NUG
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak kurang dari 100 gerilyawan anti Junta Myanmar, warga sipil dan anak-anak, tewas dalam serangan udara oleh penguasa militer terhadap sebuah desa di daerah Sagaing di barat laut Myanmar, Selasa, 11 April 2023.

Militer Myanmar berdalih melakukan serangan mematikan pada pertemuan desa yang diselenggarakan oleh pemberontak dan jika warga sipil ikut tewas itu karena mereka dipaksa untuk membantu "teroris".

Serangan ini paling mematikan dalam serangkaian serangan udara militer baru-baru ini.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta tahun 2021 yang mengakhiri satu dekade reformasi tentatif yang mencakup pemerintahan sipil pimpinan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi.

Beberapa penentang pemerintahan militer mengangkat senjata, di beberapa tempat bergabung dengan pemberontak etnis minoritas, dan militer menanggapi dengan serangan udara dan senjata berat, termasuk di wilayah sipil.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk serangan udara di Sagaing dan meminta mereka yang bertanggung jawab untuk dimintai pertanggungjawaban, kata juru bicaranya, menambahkan bahwa Guterres "menegaskan kembali seruannya kepada militer untuk mengakhiri kampanye kekerasan terhadap penduduk Myanmar di seluruh negeri".

Juru bicara Junta Zaw Min Tun mengatakan kepada saluran siaran militer Myawaddy pada Selasa malam bahwa serangan terhadap upacara yang diadakan oleh Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), sebuah pemerintahan bayangan, untuk Pasukan Pertahanan Rakyat bersenjata mereka ditujukan untuk memulihkan perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.

"Saat upacara pembukaan itu, kami melakukan penyerangan. Anggota PDF tewas. Mereka yang menentang pemerintah negara, rakyat negara," kata Zaw Min Tun.

"Menurut informasi lapangan kami, kami mengenai tempat penyimpanan senjata mereka dan itu meledak dan orang-orang tewas karenanya," katanya.

Mengacu pada tuduhan korban sipil, dia mengatakan "beberapa orang yang terpaksa mendukung mereka mungkin juga meninggal".

Zaw Min Tun mengatakan foto-foto menunjukkan beberapa dari mereka yang tewas berseragam dan beberapa berpakaian sipil, menuduh PDF secara keliru mengklaim kematian warga sipil ketika pasukan mereka terbunuh.

Dia juga menuduh anggota PDF melakukan "kejahatan perang" dan membunuh "biarawan, guru, dan penduduk tak bersalah" di daerah yang tidak mendukung oposisi.

Kepala Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk mengutuk serangan itu dalam sebuah pesan sebelum komentar junta dilaporkan secara luas, dengan mengatakan "tampaknya anak-anak sekolah yang sedang menari, serta warga sipil lainnya ... termasuk di antara para korban".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengutip penduduk di wilayah tersebut, BBC Burma, Radio Free Asia (RFA) Burma, dan portal berita Irrawaddy melaporkan antara 80 dan 100 orang, termasuk warga sipil, tewas dalam serangan militer tersebut.

Menurut anggota PDF, sekitar 100 jenazah, termasuk 16 anak, telah dikremasi.

"Jumlah pasti korban tewas masih belum jelas karena ... bagian tubuh berserakan di mana-mana," kata anggota PDF yang menolak disebutkan namanya itu.

Pejuang oposisi Myanmar yang bersenjata ringan tidak memiliki pertahanan yang efektif melawan angkatan udara militer.

Pada bulan Oktober, sebuah jet militer menyerang sebuah konser, menewaskan sedikitnya 50 warga sipil, penyanyi, dan anggota pasukan pemberontak etnis minoritas di Negara Bagian Kachin di utara.

Kyaw Zaw, juru bicara NUG, mengatakan diyakini hampir 100 orang tewas dalam serangan Selasa ketika jet angkatan udara menjatuhkan bom ke penduduk desa dan helikopter tempur kemudian menindaklanjuti, menyebutnya sebagai "serangan militer yang tidak masuk akal, biadab, dan brutal". .

Militer membantah tuduhan telah melakukan kekejaman terhadap warga sipil dan mengatakan sedang memerangi "teroris" yang bertekad untuk mengacaukan negara.

Militer telah memerintah Myanmar selama hampir 60 tahun terakhir dengan mengatakan bahwa itu adalah satu-satunya institusi yang mampu menyatukan negara yang beragam itu.

Aung San Suu Kyi, 77 tahun, menjalani hukuman 33 tahun penjara karena berbagai pelanggaran yang dia bantah dan partainya telah dibubarkan.

REUTERS

Pilihan Editor Iran Selundupkan Senjata di Pesawat Bantuan Gempa Suriah, untuk Lawan Israel

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Marzuki Darusman Laporkan 3 BUMN karena Jual Senjata Ilegal ke Myanmar

13 jam lalu

Seorang anggota Tentara Pertahanan Rakyat (PDF) memegang sekantong selongsong peluru di sebuah kamp pelatihan di daerah yang dikuasai pemberontak etnis Karen, Negara Bagian Karen, Myanmar, 12 September 2021. Karen National Union merupakan salah satu kelompok etnis bersenjata terbesar di negara itu yang menyatakan solidaritas dengan para pengunjuk rasa dan mengizinkan ribuan orang mencari perlindungan di wilayah mereka. REUTERS/Stringer
Marzuki Darusman Laporkan 3 BUMN karena Jual Senjata Ilegal ke Myanmar

Marzuki Darusman bersama dengan kelompok masyarakat sipil melaporkan dugaan penjualan senjata ilegal ke Myanmar dari Indonesia.


Manipur Bergolak lagi, Pemerintah India Berlakukan Jam Malam

5 hari lalu

Petugas polisi antihuru-hara menembakkan peluru asap untuk membubarkan demonstran yang memprotes penangkapan lima orang, yang menurut polisi membawa senjata sambil mengenakan seragam kamuflase, di Imphal, Manipur, India, 18 September 2023. REUTERS/Stringer
Manipur Bergolak lagi, Pemerintah India Berlakukan Jam Malam

Manipur bergolak lagi ketika dua jasad mahasiswa komunitas Meitei yang diduga diculik ditemukan pekan ini.


Plaza Atrium Senen Dilego, Ini Pamornya dari Masa ke Masa, Pernah Dibom Teroris

6 hari lalu

Plaza Atrium Senen. TEMPO/Arif Fadillah
Plaza Atrium Senen Dilego, Ini Pamornya dari Masa ke Masa, Pernah Dibom Teroris

PT Cowell Development Tbk resmi menjual Plaza Atrium Senen pada 16 Agustus 2023. Begini rekam jejak Plaza Atrium Senen, bahkan pernah dibom teroris.


30 Bom Siap Meledak Dijinakkan, Iran Tangkap 28 Teroris Terkait ISIS

8 hari lalu

Ilustrasi bom bunuh diri. shutterstock.com
30 Bom Siap Meledak Dijinakkan, Iran Tangkap 28 Teroris Terkait ISIS

iran menyatakan telah menjinakkan 30 bom yang siap meledak.


Menlu Retno Bahas Isu Myanmar dengan Palang Merah Internasional, 5PC Masih Menjadi Rujukan

10 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat menghadiri Ministerial Plenary Meeting of the Global Counter-Terrorism Forum (GCTF) ke-13 di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat pada Rabu (20/9/2023). (ANTARA/HO-Kemlu RI)
Menlu Retno Bahas Isu Myanmar dengan Palang Merah Internasional, 5PC Masih Menjadi Rujukan

Menlu Retno membahas isu Myanmar dengan Presiden ICRC di sela-sela rangkaian Sidang Umum PBB.


Heboh, Anggota Parlemen Muslim India Disebut Teroris dan Germo saat Sidang

10 hari lalu

Anggota parlemen India dari Partai Bharatiya Janata, Ramesh Bidhuri. indiatoday.in
Heboh, Anggota Parlemen Muslim India Disebut Teroris dan Germo saat Sidang

Anggota parlemen India dari BJP, Ramesh Bidhuri, melontarkan pernyataan Islamofobia dan mengancam terhadap Kunwar Danish Ali selama debat.


AS Bantu Rohingya Rp1,78 T, Menlu Retno Usulkan 2 Cara Atasi Masalah Mereka

11 hari lalu

Orang-orang melarikan diri dengan barang-barang mereka saat kebakaran di kamp pengungsi Cox's Bazar berlanjut, Bangladesh 5 Maret 2023 dalam gambar diam yang diperoleh REUTERS dari sebuah video.  Mohammed salim Khan/melalui REUTERS
AS Bantu Rohingya Rp1,78 T, Menlu Retno Usulkan 2 Cara Atasi Masalah Mereka

Amerika Serikat akan memberikan tambahan bantuan kemanusiaan senilai 116 juta dolar AS atau Rp1,78 triliun untuk warga Rohingya


Sidang Majelis Umum PBB, Menlu Retno Bahas Myanmar hingga Pencalonan Indonesia di Dewan HAM

14 hari lalu

Menlu Retno Marsudi bersiap memimpin jalannya Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (PMC) bersama China di Jakarta, Kamis 13 Juli 2023. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Sidang Majelis Umum PBB, Menlu Retno Bahas Myanmar hingga Pencalonan Indonesia di Dewan HAM

Menlu Retno melakukan beberapa pertemuan bilateral di Sidang Majelis Umum PBB, membahas berbagai isu dari bantuan Myanmar hingga pencalonan Indonesia di Dewan HAM.


India Menjadi Bharat, Berikut 5 Negara Ini Pernah Ganti Nama

18 hari lalu

Modi menggunakan 'Bharat' untuk papan nama G20, bukan India, di tengah baris perubahan namaLayar raksasa menampilkan Perdana Menteri India Narendra Modi di Pusat Media Internasional, saat ia duduk di belakang tanda negara bertuliskan
India Menjadi Bharat, Berikut 5 Negara Ini Pernah Ganti Nama

Selain India ada beberapa negara lain yang juga mengganti nama negara dengan berbagai alasan


India Ganti Nama, Ini 10 Negara yang juga Pernah Ganti Nama

18 hari lalu

Modi menggunakan 'Bharat' untuk papan nama G20, bukan India, di tengah baris perubahan namaLayar raksasa menampilkan Perdana Menteri India Narendra Modi di Pusat Media Internasional, saat ia duduk di belakang tanda negara bertuliskan
India Ganti Nama, Ini 10 Negara yang juga Pernah Ganti Nama

India ganti nama menjadi Bharat. Ingin menghapus jejak penjajahan Inggris