TEMPO.CO, Jakarta - Kebocoran dokumen rahasia AS menjadi berita paling menarik dalam Top 3 Dunia edisi Selasa, 11 April 2023. Berita pertama adalah tentang Kremlin yang bingung karena Rusia selalu disalahkan untuk segala kejadian, termasuk kebocoran dokumen rahasia intelijen AS.
Berita kedua tentang seorang wanita Israel yang menjadi korban penembakan di Tepi Barat bersama dua putrinya yang tewas di tempat, akhirnya tak dapat diselamatkan. Ia menyusul kedua putrinya setelah mendapat perawatan di rumah sakit.
Berita ketiga masih soal dokumen rahasia AS yang bocor. Kali ini Australia yang ada dalam dokumen tersebut berkomentar bahwa ini masalah serius.
Berikut Top 3 Dunia selengkapnya:
Dokumen Rahasia AS Bocor, Kremlin: Rusia Selalu Disalahkan
Kremlin pada Senin mengatakan bahwa ada kecenderungan untuk selalu menyalahkan Rusia atas kejadian apa pun, termasuk kebocoran dokumen-dokumen rahasia intelijen Amerika Serikat.
Badan keamanan nasional AS berupaya keras mencari sumber kebocoran dokumen intelijen yang telah tersebar luas di internet.
Beberapa pakar keamanan nasional dan pejabat AS mengatakan mereka menduga sumber kebocoran itu adalah orang Amerika, mengingat luasnya topik yang dibahas dalam dokumen-dokumen tersebut.
Selanjutnya, baca di sini.
Menyusul Dua Putrinya, Wanita Israel Tewas akibat Serangan di Tepi Barat
Seorang wanita dengan dwi kewarganegaraan Inggris-Israel tewas pada Senin petang akibat luka yang dideritanya setelah penembakan pada Jumat pekan lalu, di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Serangan ini juga menewaskan dua putrinya, kata sebuah rumah sakit Yerusalem.
"Kami mengumumkan meninggalnya Lucy (Leah) Dee, korban serangan fatal di Lembah (Jordan) Jumat lalu," kata rumah sakit dalam sebuah pernyataan Senin.
Selanjutnya, baca di sini.
Dokumen Pertahanan AS Bocor, Australia: Insiden Serius
Bocornya dokumen milik Kementerian Pertahanan Amerika Serikat yang menyangkut mitranya, mulai dari Ukraina, Korea Selatan sampai Australia, merupakan insiden serius.
"Masalah menjaga keamanan informasi sangat penting untuk pengembangan kemampuan nasional dan untuk kepercayaan dan keyakinan di seluruh sekutu dan mitra," kata Angus Campbell, Panglima Angkatan Bersenjata Australia, Selasa, 11 April 2023.
Selanjutnya, baca di sini.