Perang 20 tahun di Afghanistan, konflik terpanjang yang melibatkan pasukan AS, dimulai di bawah pemerintahan George W. Bush dan dilanjutkan di bawah Presiden Barack Obama. Lebih dari 100 ribu orang terbunuh dan sekitar 3 juta orang terusir, menurut data dari non partisan proyek Costs of War di Brown University.
Dalam kampanye 2020, Biden menjanjikan mengakhiri “perang selamanya” dan menarik pasukan Dari Afghanistan, meskipun ia menunda penarikan yang telah disetujui Trump selama tiga bulan hingga akhir Agustus 2021. Pemerintah Kabul yang didukung AS runtuh pada 15 Agustus ketika Taliban memasuki kota.
Kekisruhan dan kekacauan saat AS pergi menimbulkan pertanyaan tentang kepemimpinan Biden, kualitas intelijen AS, dan komitmen Amerika terhadap hak asasi manusia dan ribuan warga Afghanistan yang menjadi sandarannya.
Seorang pengebom bunuh diri Negara Islam pada 26 Agustus 2021, menewaskan 13 anggota dinas AS dan 170 warga Afghanistan saat mereka berkerumun di luar gerbang bandara.
Ribuan warga Amerika, pemegang green card, dan warga Afghanistan yang telah mengajukan permohonan untuk visa-visa imigrasi khusus tidak dapat berangkat dengan angkutan udara AS terbesar yang pernah tercatat.
Secara keseluruhan, sekitar 124.000 orang Amerika, pemegang kartu hijau, dan warga Afghanistan - banyak di antaranya tidak diperiksa - diterbangkan sebelum penarikan AS berakhir sesaat sebelum peringatan 20 tahun invasi yang dipimpin AS ke Afghanistan.
Pemerintahan Trump setuju dalam kesepakatan Februari 2020 dengan Taliban tentang penarikan semua pasukan internasional pimpinan AS pada Mei 2021. Milisi Islam itu setuju untuk berhenti menyerang pasukan Amerika dan mengadakan pembicaraan damai dengan pemerintah Kabul yang didukung Barat.
Dalam memaparkan kronologi penarikan, ringkasan tersebut mengatakan bahwa pengurangan pasukan berturut-turut yang diperintahkan oleh Trump telah menyisakan 2.500 tentara AS di Afghanistan ketika Biden menjabat pada Januari 2021. Hasilnya adalah bahwa Taliban menguasai atau memperebutkan separuh negara, kata ringkasan itu.
Dihadapkan pilihan tentang menunda penarikan atau meningkatkan jumlah pasukan AS dan menghadapi serangan baru Taliban, Biden memilih yang pertama dan memerintahkan rencana penarikan dan operasi evakuasi, kata ringkasan tersebut.
REUTERS
Pilihan Editor: Legislator Rusia Usulkan Hukuman Lebih Berat untuk Pengkhianat dan Teroris