TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Presiden Joe Biden pada Kamis, 6 April 2023, merilis ringkasan laporan rahasia yang sebagian besar menyalahkan penarikan pasukan AS yang kacau pada Agustus 2021 dari Afghanistan pada pendahulunya, Donald Trump, karena gagal merencanakan penarikan yang telah dia setujui dengan orang-orang Taliban.
Rangkuman pemerintahan Demokrat, yang diambil dari ulasan Departemen Luar Negeri dan Pentagon yang sangat rahasia yang dikirim ke Kongres, memicu reaksi marah dari anggota parlemen Republik yang telah meminta dokumen untuk penyelidikan mereka sendiri atas penarikan itu.
Michael McCaul, ketua Komisi Hubungan Luar Negeri DPR AS dari Partai Republik, mengecam keras pemerintahan tersebut. Biden memerintahkan penarikan dan "bertanggung jawab atas kegagalan besar dalam perencanaan dan pelaksanaan," kata McCaul dalam sebuah pernyataan.
Akhir yang Kacau untuk Perang Terpanjang Amerika
Penarikan yang mengakhiri perang terpanjang Amerika mengakibatkan puluhan ribu warga Afghanistan yang putus asa melarikan diri dari kembalinya kekuasaan Taliban yang garis keras memenuhi bandara internasional Kabul, beberapa menyerahkan bayi kepada pasukan AS atau menerobos dan berpegangan pada pesawat yang akan berangkat.
Pemerintahan Trump juga "memusnahkan" layanan dukungan pengungsi dan hampir menghentikan pemrosesan Visa Imigrasi Khusus untuk ribuan warga Afghanistan yang mencari evakuasi karena mereka bekerja untuk pemerintah AS, meninggalkan tumpukan besar pekerjaan yang tak selesai, kata ringkasan itu.
"Transisi penting. Itu pelajaran pertama yang diambil di sini. Dan, pemerintahan berikutnya tidak mampu berbuat banyak,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby, kepada wartawan.
Ringkasan 12 halaman melimpahkan tanggung jawab untuk kekacauan penarikan dan operasi evakuasi pada penilaian intelijen dan militer AS yang gagal melihat kecepatan pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban dan memprediksi bahwa pasukan keamanan Afghanistan akan menguasai Kabul.
“Hingga Mei 2021, penilaian masih menunjukkan bahwa Kabul mungkin tidak akan mendapat tekanan serius hingga akhir 2021 setelah pasukan AS pergi,” kata ringkasan itu.
Didesak apakah Biden memikul tanggung jawab atas kekacauan bandara Kabul, Kirby menjawab, "Hanya karena sebagai panglima tertinggi, dia memikul tanggung jawab atas perintah yang dia berikan."