TEMPO.CO, Jakarta - Menteri luar negeri Prancis mendesak Iran membebaskan warga negara Prancis yang "ditahan secara sewenang-wenang". Hal ini dilontarkan Menlu Catherine Colonna saat bertemu Menlu Iran Amir-Abdollohian dalam pertemuan langka di Beijing, China, pada Jumat 7 April 2023.
Colonna mendampingi Presiden Emmanuel Macron dalam kunjungan kenegaraannya ke China. Sedangkan Abdollohian memimpin delegasi Iran dalam pembicaraan rekonsiliasi terpisah di Beijing antara Iran dan Arab Saudi.
China memediasi rekonsiliasi kedua negara bulan lalu sebagai tanda meningkatnya pengaruh Beijing di Timur Tengah.
Colonna "memperbaharui permintaan mendesaknya untuk segera membebaskan enam warga negara Prancis yang ditahan Iran secara sewenang-wenang," kata pernyataan Prancis itu.
Keenamnya adalah di antara sekitar dua lusin orang asing yang menurut para aktivis dan pemerintah Barat ditahan oleh Iran sebagai sandera dalam upaya untuk mendapatkan konsesi.
Kementerian luar negeri Iran mengkonfirmasi pertemuan itu berlangsung, menambahkan bahwa "beberapa masalah konsuler juga diangkat selama pertemuan itu."
Kontak antara Iran dan kekuatan Eropa – termasuk mengenai program nuklir Iran – telah diperkecil secara drastis karena tindakan keras Teheran terhadap gerakan protes yang meletus pada September.
“Pembicaraan juga berfokus pada situasi di Iran, masalah regional dan program nuklir Iran. Menteri mengungkapkan keprihatinan Prancis tentang sikap otoritas Iran pada semua masalah ini,” kata pernyataan itu.
Untuk bagiannya, kementerian luar negeri Iran mengatakan, "Para menteri luar negeri kedua negara menekankan perlunya saling menghormati dan melanjutkan dialog."
Protes Iran dimulai pada pertengahan September setelah kematian Mahsa Amini dalam tahanan, seorang gadis muda Kurdi Iran yang ditangkap karena diduga melanggar kode berpakaian ketat Iran untuk wanita.
Empat pria telah dieksekusi dalam kasus-kasus terkait protes dalam apa yang oleh para aktivis digambarkan sebagai "sidang palsu". Menurut Hak Asasi Manusia Iran (IHR) yang berbasis di Norwegia, setidaknya 537 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan Iran dalam tindakan keras terhadap protes tersebut.
Pilihan Editor: Dua Warganya Ditangkap, Prancis Desak Warganya Tinggalkan Iran
ARAB NEWS