Dengan larangan Australia, semua anggota jaringan berbagi data intelijen Five Eyes - yang terdiri dari Australia, Kanada, Amerika Serikat, Inggris, dan Selandia Baru - telah melarang aplikasi tersebut dari perangkat pemerintah. Prancis, Belgia, dan Komisi Eropa telah mengumumkan larangan serupa.
CEO TikTok Shou Zi Chew, dalam kesaksiannya di hadapan Kongres AS bulan lalu, berulang kali membantah bahwa aplikasi tersebut membagikan data atau memiliki hubungan dengan Partai Komunis China.
Manajer Umum TikTok Australia dan Selandia Baru Lee Hunter mengatakan TikTok menyayangkan keputusan itu.
"Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa TikTok merupakan risiko keamanan bagi warga Australia, sehingga tidak boleh diperlakukan berbeda dengan platform media sosial lainnya," kata Hunter dalam sebuah pernyataan.
Surat kabar Australia pada Senin malam melaporkan Albanese menyetujui larangan tersebut setelah ditinjau oleh Departemen Dalam Negeri.
Dreyfus mengonfirmasi bahwa pemerintah federal baru-baru ini menerima laporan "Tinjauan terhadap Interferensi Asing melalui Aplikasi Media Sosial" dan bahwa rekomendasinya tetap dipertimbangkan.
Larangan itu datang pada saat pejabat Australia dan China mengadakan pembicaraan di Beijing dalam upaya untuk menormalisasi perdagangan saat Organisasi Perdagangan Dunia bersiap untuk merilis temuan ke dalam pengaduan Australia tentang tarif jelai.