TEMPO.CO, Jakarta - Pertempuran di sekitar kota Bakhmut di Ukraina timur masih "sangat panas", kata Presiden Volodymyr Zelensky, membantah klaim bahwa kota itu akhirnya jatuh ke tangan Rusia.
"Terima kasih kepada tentara kami yang berperang di Avdiivka, Maryinka, dan Bakhmut," kata Zelensky dalam pidato video Minggu malam. "Terutama Bakhmut. Di sana sangat panas."
Sebelumnya, bos Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengatakan pasukannya, yang terlibat dalam upaya berbulan-bulan untuk mengepung dan merebut kota yang dibom, telah mengibarkan bendera Rusia di gedung administrasinya.
"Dari sudut pandang hukum, Bakhmut telah diambil. Musuh terkonsentrasi di bagian barat," kata Prigozhin dalam pesan audio yang diposting di akun Telegram layanan persnya pada Minggu.
Namun, tidak ada indikasi dari pejabat Ukraina bahwa Bakhmut, sebuah kota berpenduduk 70.000 sebelum invasi Rusia diluncurkan lebih dari setahun yang lalu, telah jatuh ke tangan Rusia.
Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar sebelumnya menggambarkan situasi di sekitar kota sebagai "tegang". Pasukan Ukraina mempertahankan posisi mereka dan pasukan Rusia kurang memperhatikan kerugian saat mereka menyerang, kata Maliar.
Reuters tidak dapat memverifikasi laporan medan perang.
Komandan militer Ukraina mengatakan serangan balasan mereka sendiri - didukung oleh tank-tank Barat yang baru dikirim dan perangkat keras lainnya akan berlangsung tidak lama lagi. Namun, mereka menekankan pentingnya menahan Bakhmut untuk sementara waktu.
Analis militer terkemuka Ukraina Oleh Zhdanov mengatakan pertempuran telah melanda pusat Bakhmut. Pasukan Ukraina telah memukul mundur 25 serangan musuh, tetapi pasukan Rusia telah merebut pabrik logam AZOM, yang telah dipertahankan oleh pasukan Ukraina selama berhari-hari.
"Musuh menyerang pusat kota dari utara, timur, dan selatan dan berusaha menguasai kota itu sepenuhnya," kata Zhdanov, yang memiliki hubungan dekat dengan militer Ukraina, dalam sebuah video yang ditayangkan di YouTube.
Pilihan Editor: Ukraina Mengakui Pasukan Rusia Membuat Kemajuan di Bakhmut
REUTERS