TEMPO.CO, Jakarta - Kim Yo Jong, adik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, menuduh Ukraina menyerukan senjata nuklir. Menurut laporan media pemerintah KCNA pada Sabtu, 1 April 2023, tudingan itu berdasarkan petisi online yang sedang bergulir di Ukraina ihwal senjata nuklir.
Kim mengatakan petisi semacam ini bisa menjadi plot politik oleh kantor Presiden Volodymyr Zelensky. Namun Kim tak memberikan bukti apapun ihwal pernyataannnya itu.
Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa Moskow berencana menempatkan senjata nuklir taktis di Belarusia. Setelah itu sebuah petisi publik diajukan ke situs web kantor kepresidenan Ukraina pada Kamis. Petisi itu menyerukan agar Ukraina menjadi tuan rumah senjata nuklir di wilayah Ukraina, atau agar wilayah itu dipersenjatai dengan senjata nuklirnya sendiri.
Pada Sabtu sore, petisi tersebut hanya memperoleh 611 tanda tangan, jauh dari 25.000 tanda tangan yang dibutuhkan Zelensky. Sejauh ini pejabat Kyiv belum mengomentari petisi tersebut.
Korea Utara menjalin hubungan dekat dengan Kremlin di tengah isolasi bersama oleh Barat. Korea Utara mendukung invasi militer Rusia ke Ukraina tahun lalu. Korea Utara juga mendukung pencaplokan bagian Ukraina yang dicap ilegal oleh sebagian besar anggota PBB.
Tahun lalu, hasil investigasi Intelijen Amerika Serikat seperti dilaporkan New York Times menyebutkan bahwa Moskow telah membeli amunisi artileri dari Korea Utara. Berita ini menyusul kabar militer Rusia telah mulai menggunakan drone buatan Iran.
Pejabat pemerintah Amerika Serikat mengatakan kepada Times bahwa pembelian itu menunjukkan sanksi mulai menggigit dan mengurangi kemampuan Rusia untuk mempertahankan invasinya ke Ukraina. Namun Korea Utara membantah telah memberikan senjata ke Moskow.
REUTERS | THE NEW YORK TIMES
Pilihan Editor: Profil Afghanistan, Negara Paling Tidak Bahagia di Dunia Menurut World Happiness Report