TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat sangat prihatin dengan kemelut politik di Israel. Gedung Putih mendesak para pemimpin di Tel Aviv untuk berkompromi secepat mungkin. "Kami terus mendesak para pemimpin Israel untuk menemukan kompromi sesegera mungkin. Kami percaya itu adalah jalan terbaik bagi Israel dan semua warganya," kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson dalam sebuah pernyataan pada Minggu, 26 Maret 2023.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada Minggu. Satu hari sebelumnya, Gallant memutuskan hubungan dengan pemerintah dan mendesak penghentian rencana merombak sistem peradilan, yang menjadi perdebatan hebat di publik.
Sekitar tiga bulan sejak menjabat, koalisi nasionalis-ekstrem Netanyahu telah terjerumus ke dalam krisis. Perpecahan terjadi menyusul program penyusunan ulang peradilan andalannya.
Paket perombakan akan memperketat kontrol politik atas penunjukan yudisial, memberikan kebebasan yang lebih luas kepada eksekutif untuk mengangkat hakim ke Mahkamah Agung.
"Seperti yang baru-baru ini didiskusikan presiden dengan Perdana Menteri Netanyahu, nilai-nilai demokrasi selalu, dan harus tetap, menjadi ciri khas hubungan AS-Israel," kata Watson.
"Masyarakat demokratis diperkuat oleh checks and balances, dan perubahan mendasar pada sistem demokrasi harus diupayakan dengan basis dukungan rakyat seluas mungkin."
Kerusuhan Pecah di Tel Aviv
Puluhan ribu orang Israel turun ke jalan sebagai protes setelah pengumuman Netanyahu memecat Gallant. Demonstran memblokir arteri utama Tel Aviv, mengubah jalan raya Ayalon menjadi lautan bendera Israel biru-putih dan menyalakan api unggun besar di tengah jalan.
Gallant, seorang mantan jenderal senior, menyerukan jeda dalam rancangan undang-undang yang kontroversial itu sampai setelah liburan Hari Kemerdekaan bulan depan. Dia menyebut rencana itu menimbulkan gejolak di jajaran militer atas rencana tersebut.
Pemecatan itu menandakan bahwa Netanyahu akan bergerak maju dalam minggu ini dengan rencana peradilannya. Keputusan perdana menteri membuat marah para pemimpin militer dan bisnis, serta menimbulkan kekhawatiran di antara sekutu Israel.
Meskipun awalnya hanya satu arah yang diblokir, rekaman udara kemudian menunjukkan kedua sisi jalan tertutup sepenuhnya oleh orang Israel. Petugas polisi terlihat bentrok dengan pengunjuk rasa dan tampaknya menangkap beberapa dari mereka yang hadir.
Demonstrasi terjadi di Bersyeba, Haifa, dan Yerusalem, di mana ribuan orang berkumpul di luar kediaman pribadi Netanyahu.
Setelah pengunjuk rasa melonjak melewati penghalang di luar rumah Perdana Menteri, meriam air dikerahkan untuk menahan orang Israel. Media lokal melaporkan bahwa universitas di seluruh Israel akan mengadakan pemogokan umum sebagai gerakan menentang rencana Netanyahu.
Kerusuhan itu terjadi pada periode kekacauan bagi Israel, yang telah menyaksikan peningkatan kekerasan yang serius di Tepi Barat dan juga menghadapi ancaman dari kelompok ekstremis dan musuh Iran.
REUTERS
Pilihan Editor: Putin Tempatkan Senjata Nuklir di Belarus, Ukraina Desak Pertemuan Darurat PBB