Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kremlin: Ukraina Secara Ilegal Menyerang Gereja Ortodoks

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

image-gnews
Seorang pendeta Gereja Ortodoks Ukraina berbicara dengan prajurit Ukraina setelah kebaktian Natal, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di Gereja St. John Theologian di Kharkiv, Ukraina, Ahad, 25 Desember 2022. REUTERS/Vyacheslav Madiyevskyy
Seorang pendeta Gereja Ortodoks Ukraina berbicara dengan prajurit Ukraina setelah kebaktian Natal, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di Gereja St. John Theologian di Kharkiv, Ukraina, Ahad, 25 Desember 2022. REUTERS/Vyacheslav Madiyevskyy
Iklan

TEMPO.CO, JakartaKremlin, Jumat, 17 Maret 2023, mengatakan Ukraina “secara ilegal menyerang” Gereja Ortodoks Ukraina (UOC) – hingga baru-baru ini diterima otoritas patriark Moskow – sambil menambahkan bahwa ini menegaskan kebutuhan untuk “operasi militer khusus”.

Para pejabat Ukraina pekan lalu memerintahkan UOC untuk meninggalkan kompleks biara di Kyiv tempat gereja itu berpusat, memancing kecaman keras dari Moskow.

“Dengan serangan-serangan ilegal atas gereja, rezim Kyiv sekali lagi menunjukkan karakternya, karakter yang kami perangi, karakter yang harus kami hentikan lewat operasi militer yang tengah berlangsung,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.

Rusia mengatakan salah satu alasan mengapa mereka mengirim pasukan ke Ukraina lebih dari setahun lalu adalah untuk membela para penutur bahasa Rusia dan budaya Rusia dari persekusi.

Kyiv dan sekutu Baratnya mengecam ini sebagai dalih tak berdasar untuk perang agresi.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan petinggi Ukraina lain telah menuduh Gereja Ortodoks Ukraina (UOC) yang telah lama berdiri merusak persatuan Ukraina dan bekerja sama dengan Moskow.

Kristen Ortodoks adalah agama utama di Ukraina, dan gereja terkait Moskow ini telah bersaing untuk mendapatkan jemaat dengan Gereja Ortodoks Ukraina yang independen, yang didirikan setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991 tetapi baru diakui oleh hierarki gereja pada 2018.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jumat lalu, pihak berwenang memerintahkan UOC untuk meninggalkan kantor pusatnya di kompleks biara Pechersk Lavra yang berusia 980 tahun pada 29 Maret nanti, yang mendorong Patriark Kirill dari Gereja Ortodoks Rusia untuk meminta bantuan Paus Fransiskus dan para pemimpin agama lain.

Dinas Keamanan Ukraina sejak Oktober telah melakukan penggeledahan di gereja-gereja UOC, memberlaukan sanksi-sanksi atas uskup-uskup dan penyokong keuangannya, dan membuka kasus kriminal melawan puluhan pendetanya.

UOC menerima otoritas patriark Moskow sampai setelah Rusia meluncurkan invasi skala penuh tahun lalu, tetapi mengatakan sekarang telah memutuskan hubungannya dengan Rusia dan menjadi korban perburuan penyihir politik.

REUTERS

Pilihan Editor: Vietnam Tangkap Pengguna Facebook dengan Tuduhan Makar

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cina Salahkan Amerika Serikat atas Kegagalan Mencapai Gencatan Senjata di Gaza

16 hari lalu

Warga Palestina memeriksa reruntuhan bangunan sekolah untuk mencari para korban setelah terkena serangan Israeldi tengah konflik Israel-Hamas, di Kota Gaza, 1 September 2024.  Sekolah tersebut yang menjadi tempat penampungan warga Palestina terlantar akibat perang. REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Cina Salahkan Amerika Serikat atas Kegagalan Mencapai Gencatan Senjata di Gaza

Meski ada seruan internasional yang kuat untuk gencatan senjata dan penghentian pembunuhan, Israel belum menghentikan operasi militernya


Tanggapan atas Percobaan Pembunuhan Kandidat Presiden AS, Donald Trump

17 hari lalu

Kandidat Presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump mengenakan perban telinga saat menghadiri Konvensi Nasional Partai Republik (RNC), di Fiserv Forum di Milwaukee, Wisconsin, AS, 18 Juli 2024. Donald Trump mengenakan perban telinga setelah terkena tembakan saat berkampanye pada 13 Juli 2024 lalu. REUTERS/Andrew Kelly
Tanggapan atas Percobaan Pembunuhan Kandidat Presiden AS, Donald Trump

Kandidat Presiden AS Donald Trump untuk kedua kalinya menghadapi upaya percobaan penembakan, Minggu, 15 September 2024.


Ukraina Ancam Putuskan Hubungan dengan Iran, Jika Terus Pasok Rudal ke Rusia

23 hari lalu

Perbandingan antara badan pesawat UAV Shahed-136 yang didokumentasikan oleh CAR di Ukraina pada November 2022 (kiri) dan badan pesawat UAV Geran-2 yang didokumentasikan oleh CAR di Ukraina pada Juli 2023 (kanan). (https://arcg.is/1Hay4y)
Ukraina Ancam Putuskan Hubungan dengan Iran, Jika Terus Pasok Rudal ke Rusia

Pemerintah Ukraina mengancam akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, jika Rusia menggunakan rudal balistik yang dipasok oleh Teheran


Tentara Israel Ditarik dari Jenin Tepi Barat

27 hari lalu

Seorang wanita berjalan dengan anak-anak di samping ambulans ketika kendaraan militer Israel lewat selama penggerebekan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Jenin, di Tepi Barat yang diduduki Israel, 14 Desember 2023. REUTERS/Raneen Sawafta
Tentara Israel Ditarik dari Jenin Tepi Barat

Kepergian tentara Israel dari Jenin Tepi Barat meninggalkan puing-puing bangunan, jalanan rusak dan puluhan warga Palestina ditahan.


Pilpres AS, Putin Ternyata Dukung Kamala Harris Ketimbang Donald Trump

28 hari lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin dan kepala Republik Chechnya Ramzan Kadyrov mengunjungi Universitas Pasukan Khusus Rusia di Gudermes, Rusia 20 Agustus 2024. Sputnik/Vyacheslav Prokofyev/Pool via REUTERS
Pilpres AS, Putin Ternyata Dukung Kamala Harris Ketimbang Donald Trump

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan mendukung Kamala Harris dalam pemilihan presiden AS


Kremlin Sebut Kamala Harris Lebih Mudah Ditebak Dibandingkan Donald Trump

32 hari lalu

Kamala Harris dan Donald Trump. FOTO/Erin Schaff/Pool via REUTERS dan REUTERS/Mike Segar
Kremlin Sebut Kamala Harris Lebih Mudah Ditebak Dibandingkan Donald Trump

Kamala Harris maupun Donald Trump dinilai sama-sama tidak bisa memperbaiki hubungan dengan Rusia.


Kremlin: Tidak Ada Kesepakatan dengan Pavel Durov

34 hari lalu

Pria lulusan universitas Academy Gymnasium jurusan Fiologi di St. Petersburg ini, ditengah perkulihannya, Pavel Durov tekun mempelajari bidang pemrograman hingga akhirnya ketekunan Durov menghasilkan sesuatu, yakni perpustakaan online. wesh.uk
Kremlin: Tidak Ada Kesepakatan dengan Pavel Durov

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan pemerintahan Rusia tidak pernah membuat kesepakatan dengan bos Telegram Pavel Durov.


Amerika Serikat Tolak Gagasan Pemindahan Massal Warga Palestina dari Tepi Barat

34 hari lalu

Warga Palestina memeriksa kerusakan setelah serangan Israel di kamp Nur Shams, di Tulkarm, di Tepi Barat yang diduduki Israel, 1 Juli 2024. REUTERS/Raneen Sawafta
Amerika Serikat Tolak Gagasan Pemindahan Massal Warga Palestina dari Tepi Barat

Israel Katz menyerukan evakuasi sementara bagi warga Palestina di Tepi Barat agar Tel Aviv bisa melanjutkan operasi militernya, namun AS menolaknya


Presiden Palestina Dijadwalkan Bertemu Putin di Rusia Pekan Ini

53 hari lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Sochi, Rusia, 23 November 2021. (Reuters)
Presiden Palestina Dijadwalkan Bertemu Putin di Rusia Pekan Ini

Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas akan mengunjungi Moskow pekan ini untuk membahas perang Gaza dengan Presiden Rusia Vladimir Putin


Kamala Harris Tak Tinggal Diam Soal Serangan Israel ke Gaza Palestina, Menhan Israel Sebut Nyonya Kandidat

29 Juli 2024

Wakil Presiden AS Kamala Harris bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Kantor Eksekutif Eisenhower di halaman Gedung Putih, di Washington, D.C., AS, 256Juli 2024. Kamala Harris meneriakkan kesepakatan damai dan mengatakan tak akan diam atas penderitaan di kantong Palestina itu. REUTERS/Nathan Howard
Kamala Harris Tak Tinggal Diam Soal Serangan Israel ke Gaza Palestina, Menhan Israel Sebut Nyonya Kandidat

Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris sebut ia tak akan tinggal diam soal serangan Israel ke Gaza Palestina. Begini balasan pihak Israel.