TEMPO.CO, Jakarta - Kremlin, Jumat, 17 Maret 2023, mengatakan Ukraina “secara ilegal menyerang” Gereja Ortodoks Ukraina (UOC) – hingga baru-baru ini diterima otoritas patriark Moskow – sambil menambahkan bahwa ini menegaskan kebutuhan untuk “operasi militer khusus”.
Para pejabat Ukraina pekan lalu memerintahkan UOC untuk meninggalkan kompleks biara di Kyiv tempat gereja itu berpusat, memancing kecaman keras dari Moskow.
“Dengan serangan-serangan ilegal atas gereja, rezim Kyiv sekali lagi menunjukkan karakternya, karakter yang kami perangi, karakter yang harus kami hentikan lewat operasi militer yang tengah berlangsung,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
Rusia mengatakan salah satu alasan mengapa mereka mengirim pasukan ke Ukraina lebih dari setahun lalu adalah untuk membela para penutur bahasa Rusia dan budaya Rusia dari persekusi.
Kyiv dan sekutu Baratnya mengecam ini sebagai dalih tak berdasar untuk perang agresi.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan petinggi Ukraina lain telah menuduh Gereja Ortodoks Ukraina (UOC) yang telah lama berdiri merusak persatuan Ukraina dan bekerja sama dengan Moskow.
Kristen Ortodoks adalah agama utama di Ukraina, dan gereja terkait Moskow ini telah bersaing untuk mendapatkan jemaat dengan Gereja Ortodoks Ukraina yang independen, yang didirikan setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991 tetapi baru diakui oleh hierarki gereja pada 2018.
Jumat lalu, pihak berwenang memerintahkan UOC untuk meninggalkan kantor pusatnya di kompleks biara Pechersk Lavra yang berusia 980 tahun pada 29 Maret nanti, yang mendorong Patriark Kirill dari Gereja Ortodoks Rusia untuk meminta bantuan Paus Fransiskus dan para pemimpin agama lain.
Dinas Keamanan Ukraina sejak Oktober telah melakukan penggeledahan di gereja-gereja UOC, memberlaukan sanksi-sanksi atas uskup-uskup dan penyokong keuangannya, dan membuka kasus kriminal melawan puluhan pendetanya.
UOC menerima otoritas patriark Moskow sampai setelah Rusia meluncurkan invasi skala penuh tahun lalu, tetapi mengatakan sekarang telah memutuskan hubungannya dengan Rusia dan menjadi korban perburuan penyihir politik.
REUTERS
Pilihan Editor: Vietnam Tangkap Pengguna Facebook dengan Tuduhan Makar