TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Suriah Bashar al Assad, Kamis, 16 Maret 2023, mengatakan ia hanya akan bertemu Presiden Turki Tayyip Erdogan saat Turki siap untuk menarik pasukannya sepenuhnya dari Suriah utara dan mengembalikan situasi seperti sebelum perang Suriah.
Turki menjadi sekutu militer dan politik terbesar oposisi Suriah, yang menguasai benteng pemberontak terakhir di Suriah barat laut. Ankara telah mendirikan puluhan pangkalan dan mengerahkan ribuan tentara di Suriah utara, mencegah tentara Suriah yang didukung Rusia untuk merebut kembali wilayah tersebut.
Berkunjung ke Moskow untuk pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Assad mengatakan kepada stasiun TV Rusia, Sputnik, bahwa tidak ada gunanya pertemuan dengan Erdogan sampai Turki mengakhiri “pendudukan ilegalnya”.
“Ini terkait dengan tibanya tahap di mana Turki siap dan tanpa ambiguitas untuk keluar sepenuhnya dari wilayah Suriah dan mengakhiri dukungannya terhadap terorisme dan memulihkan situasi yang ada sebelum dimulainya perang di Suriah,” kata Assad kepada Sputnik di sebuah wawancara yang disiarkan oleh stasiun TV al Manar kelompok pro-Iran Hizbullah Lebanon.
“Ini adalah satu-satunya situasi yang memungkinkan untuk mengadakan pertemuan antara saya dan Erdogan. Selain itu, apa nilai pertemuan seperti itu dan mengapa kami melakukannya jika tidak mencapai hasil akhir untuk perang di Suriah,” tambahnya dalam sambutan paling jelas tentang pemulihan hubungan baru-baru ini.
Menteri pertahanan kedua negara bertemu tahun lalu untuk pembicaraan tingkat tinggi antara dua negara bertetangga itu, yang pemerintahannya bermusuhan sejak 2011, ketika pemberontakan Arab Spring mencapai Suriah dan menjerumuskan negara itu ke dalam perang.
Ratusan ribu orang tewas dalam konflik itu, yang menarik banyak negara asing dan memecah negara tersebut menjadi dua.
Dalam masa-masa terendah hubungan antara Ankara dan Damaskus, Erdogan menyebut Assad seorang teroris dan mengatakan tidak akan ada damai di Suriah selama ia menjabat, sementara Assad menyebut Erdogan seorang pencuri karena “mencuri” tanah Suriah.
Pejabat Turki dan Rusia mengatakan persiapan sedang dilakukan untuk pertemuan antara wakil menteri luar negeri Turki, Suriah dan Iran menjelang pembicaraan yang direncanakan antara menteri luar negeri.
Assad mengakui peran yang dimainkan Rusia dalam mendorong pemulihan antara Erdogan dan dirinya.
"Kami mempercayai pihak Rusia yang telah memainkan peran mediator untuk memfasilitasi komunikasi, tetapi dalam dasar kebijakan Rusia untuk menghormati kedaulatan negara... dan keluarnya pasukan asing ilegal dari wilayah Suriah," kata Assad.
Assad mengatakan kehadiran pasukan Rusia di Suriah adalah sah karena pemerintahannya telah meminta dukungan Moskow.
REUTERS
Pilihan Editor: Pengadilan Pakistan Tunda Penangkapan Bekas PM Imran Khan