TEMPO.CO, Jakarta - Rusia mencoba untuk mengumpulkan puing-puing pesawat nirawak (drone) pengintai MQ-9 milik Amerika Serikat (AS) yang jatuh ke Laut Hitam pada Selasa. Hal ini disampaikan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev pada Rabu.
"Saya tidak tahu apakah kami akan bisa mendapatkan sisa-sisanya atau tidak, tetapi itu harus dilakukan dan kami akan melakukannya. Saya berharap, tentu saja, upaya ini akan berhasil," kata Patrushev kepada sebuah program televisi Rusia dikutip Xinhua.
Rusia memiliki kemungkinan teknis untuk menemukan dan mempelajari puing-puing drone tersebut, kata Direktur Dinas Intelijen Asing Rusia Sergei Naryshkin dalam program itu.
Namun, Jenderal Mark Milley, jenderal militer top Amerika, mengatakan AS telah mengambil "langkah-langkah mitigasi" untuk memastikan tidak ada yang berharga pada pesawat tak berawak yang jatuh itu.
Dia mengatakan akan sulit untuk mengambil kembali drone itu, mengingat air tempat jatuhnya berada di antara 1.200 meter hingga 1.500 meter di dalam laut.
AS melakukan kegiatan intelijen di Laut Hitam "dengan sangat aktif, menggunakan segala sarana" dan Rusia mengetahui tujuan AS secara detail, kata Naryshkin.
Hubungan Rusia-AS berada pada "titik terendah mereka, dalam keadaan yang sangat menyedihkan," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Rabu, mengomentari insiden drone itu.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menerima informasi terkait situasi tersebut. Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov pada Selasa menyebut insiden itu sebagai "provokasi", menekankan bahwa "kita harus sangat berhati-hati dalam tindakan kita mengingat peristiwa yang terjadi di Eropa Timur."
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia pada hari yang sama, jet tempur Rusia dikerahkan untuk mengidentifikasi drone MQ-9 milik AS yang mendekati perbatasan negara Rusia, dan pesawat nirawak itu jatuh ke Laut Hitam setelah melakukan manuver tajam.
Pejabat militer AS mengatakan insiden itu terjadi pada Selasa pagi dan konfrontasi berlangsung sekitar 30-40 menit. Dalam sebuah pernyataan, AS mengatakan jet Rusia membuang bahan bakar ke drone beberapa kali sebelum tabrakan.
Juru bicara Pentagon Brigjen Pat Ryder mengatakan kepada wartawan bahwa pesawat tak berawak itu "tidak dapat diterbangkan dan tidak dapat dikendalikan", menambahkan bahwa tabrakan itu juga kemungkinan merusak pesawat Rusia.
Rusia membantah dua jet tempur Su-27 melakukan kontak dengan drone AS.
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, membenarkan bahwa dia telah berbicara dengan mitranya dari Rusia, Sergei Shoigu, sehari setelah pesawat tak berawak itu jatuh.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis setelah panggilan telepon, kementerian pertahanan Rusia mengatakan Shoigu menyalahkan insiden itu pada "peningkatan kegiatan pengintaian terhadap kepentingan Federasi Rusia". Shoigu juga menyebut penerbangan pesawat tak berawak AS di lepas pantai Krimea sebagai "provokatif".
Pilihan Editor: Kepala Pentagon Telepon Rusia Usai Drone AS Jatuh Ditembak di Laut Hitam
CBS NEWS | XINHUA