Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ratusan Siswi di Iran Diracun Agar Tak Masuk Sekolah, Menyerang Jantung

Reporter

image-gnews
Sejumlah murid mencatat tulisan yang ada di papan tulis saat berada didalam kelas di kawasan kumuh pinggiran Islamabad, Pakistan (11/10). REUTERS/Zohra Bensemra
Sejumlah murid mencatat tulisan yang ada di papan tulis saat berada didalam kelas di kawasan kumuh pinggiran Islamabad, Pakistan (11/10). REUTERS/Zohra Bensemra
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan anak perempuan Iran di berbagai sekolah diserang oleh racun ringan selama beberapa bulan terakhir. Serangan racun itu diduga oleh kelompok agama yang menentang pendidikan untuk anak perempuan.

Serangan racun terjadi di lebih dari 30 sekolah pada empat kota sejak November 2023. Serangan di kota suci Muslim Syiah Qom, Iran, mendorong beberapa orang tua mengeluarkan anak-anak mereka dari sekolah.

Menurut unggahan di media sosial, beberapa siswi dirawat di rumah sakit. Mereka mengatakan merasa mual dan jantung berdebar-debar. "Kami sedang menyelidiki dari mana racun ringan ini berasal dan apakah itu tindakan yang disengaja tidak berada dalam lingkup kementerian saya," kata Menteri Kesehatan Bahram Einollahi seperti dikutip dari media pemerintah.

Wakilnya, Younes Panahi, mengatakan kepada kantor berita IRNA pada hari Minggu bahwa beberapa orang menginginkan sekolah terutama sekolah untuk anak perempuan, ditutup. Satu sekolah anak laki-laki juga menjadi sasaran di kota Boroujerd.

Anggota parlemen Alireza Monadi mengatakan menghentikan anak perempuan pergi ke sekolah adalah ancaman serius. Ia tidak merinci, tetapi kecurigaan jatuh pada kelompok garis keras yang memiliki interpretasi menjaga nilai-nilai Islam.

Pada 2014, orang-orang turun ke jalan kota Isfahan setelah gelombang serangan air keras, yang tampaknya ditujukan untuk meneror wanita yang melanggar aturan berpakaian Islami yang ketat di negara itu. "Jika pelaku serangan air keras telah diidentifikasi dan dihukum, hari ini sekelompok reaksioner tidak akan mengeroyok gadis-gadis yang tidak bersalah di sekolah," tweet politisi reformis Azar Mansoori.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa ulama senior, anggota parlemen dan politisi mengkritik pemerintah karena gagal mengakhiri serangan racun terhadap para siswi. Hal ini bisa membuat para keluarga frustrasi dan memicu protes lebih lanjut.

"Para pejabat memberikan pernyataan yang kontradiktif, satu mengatakan itu disengaja, yang lain mengatakan itu terkait keamanan dan pejabat lain menyalahkan sistem pemanas sekolah," kata media pemerintah mengutip ulama senior Mohammad Javad Tabatabai-Borujerdi. "Pernyataan seperti itu meningkatkan ketidakpercayaan orang (terhadap kemapanan)."

Serangan racun terhadap para gadis di Iran terjadi saat penguasa ulama Iran, menghadapi protes anti-pemerintah selama berbulan-bulan. Protes dipicu oleh kematian seorang wanita muda Iran, Mahsa Amini, dalam tahanan polisi moralitas yang memberlakukan aturan berpakaian yang ketat.

REUTERS 

Pilihan Editor: Putin Anugerahi Steven Seagal Penghargaan Negara Tertinggi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

1 hari lalu

Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour berpidato di depan para delegasi di Majelis Umum PBB sebelum melakukan pemungutan suara mengenai rancangan resolusi yang akan mengakui Palestina memenuhi syarat untuk menjadi anggota penuh PBB, di New York City, AS, 10 Mei 2024. REUTERS/Eduardo Munoz
Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel


Kuasa Hukum Ungkap Modus Staf Kelurahan Setubuhi Anak di Bawah Umur hingga Depresi

3 hari lalu

Muhammad Rizky Firdaus Kuasa hukum persetubuhan anak dibawah umur yang dilakukan oleh oknum staf Kelurahan sekaligus Komite sekolah. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Kuasa Hukum Ungkap Modus Staf Kelurahan Setubuhi Anak di Bawah Umur hingga Depresi

Kasus persetubuhan anak yang diduga dilakukan oleh Holid, pengurus komite sekolah yang juga staf kelurahan, ini terjadi beberapa tahun silam.


Kepala SMK Lingga Kencana Jelaskan Pemilihan Travel Will In Urus Rombongan Perpisahan yang Berbuntut Kecelakaan di Subang

3 hari lalu

Pengurus YKS dan kepala sekolah saat menyampaikan informasi terkait kecelakaan maut SMK Lingga Kencana di salah satu ruang, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Minggu, 12 Mei 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Kepala SMK Lingga Kencana Jelaskan Pemilihan Travel Will In Urus Rombongan Perpisahan yang Berbuntut Kecelakaan di Subang

Kepala SMK Lingga Kencana Sarojih mengungkapkan kecelakaan bus rombungan perpisahan siswanya di Subang menggunakan travel yang sama seperti study tour ke Garut pada 2023.


Divonis 8 Tahun Penjara, Sutradara Mohammad Rasoulof Kabur dari Iran

4 hari lalu

Sutradara Mohammad Rasoulof. REUTERS/Annegret Hilse
Divonis 8 Tahun Penjara, Sutradara Mohammad Rasoulof Kabur dari Iran

Sutradara film Iran Mohammad Rasoulof mengatakan telah meninggalkan Iran setelah dijatuhi hukuman penjara atas tuduhan keamanan nasional


Kepala SMK Lingga Kencana Rinci Penggunaan Anggaran Perpisahan Rp800 Ribu

4 hari lalu

Pengurus YKS dan kepala sekolah saat menyampaikan informasi terkait kecelakaan maut SMK Lingga Kencana di salah satu ruang, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Minggu, 12 Mei 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Kepala SMK Lingga Kencana Rinci Penggunaan Anggaran Perpisahan Rp800 Ribu

Kepala SMK Lingga Kencana membantah pihak sekolah mencari keuntungan dari kegiatan perpisahan siswa yang mengalami kecelakaan bus di Subang.


Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

4 hari lalu

Petugas memasuki bus Putera Fajar rombongan dari SMK Lingga Kencana Depok yang terlibat kecelakaan maut di Ciater, Subang, Jawa Barat, 11 Mei 2024. Untuk sementara, 10 penumpang bus dan seorang pengendara motor tewas dalam kecelakaan bus yang melibatkan sejumlah sepeda motor dan mobil tersebut. TEMPO/Prima Mulia
Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

Salah satu syarat study tour adalah pemilihan bus atau kendaraan, usianya tak boleh lebih dari enam tahun dan harus lolos uji KIR.


Garda Revolusi: Iran Tak Takut Hancurkan Arogansi Global

5 hari lalu

Pemimpin Garda Revolusi Iran Jenderal Hossein Salami.[Al-Manar]
Garda Revolusi: Iran Tak Takut Hancurkan Arogansi Global

Panglima Garda Revolusi Iran menyatakan Iran tak pernah terhambat dengan sanksi-sanksi Barat.


Sekolah di Texas Dilaporkan ke Kementerian Pendidikan karena Diduga Diskriminasi Gender

8 hari lalu

Ilustrasi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasiona. TEMPO/Prima Mulia
Sekolah di Texas Dilaporkan ke Kementerian Pendidikan karena Diduga Diskriminasi Gender

Kementerian Pendidikan Amerika Serikat melakukan sebuah investigasi hak-hak sipil ke sebuah sekolah di setalah Texas


Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah

8 hari lalu

Pasukan TPNPB OPM di Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah. Dokumentasi TPNPB.
Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah

Menurut jubir TPNPB-OPM, banyak sekolah di pedalaman Papua dijadikan sebagai pos militer TNI-Polri.


TPNPB OPM Ungkap Alasan Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya Saat Serang TNI-Polri

8 hari lalu

Pasukan TNI-Polri mengevakuasi jenazah Alexsander Parapak pada Sabtu, 4 Mei 2024, di Kampung Pogapa, Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua Tengah. Dia dibunuh kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan markas Polsek Homeyo. Dokumen: Humas Polda Papua
TPNPB OPM Ungkap Alasan Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya Saat Serang TNI-Polri

TPNPB-OPM menyampaikan alasan membakar gedung sekolah saat menyerang aparat militer di Distrik Homeyo, Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah.