TEMPO.CO, Jakarta - Para menteri keuangan dari negara-negara ekonomi terbesar dunia mengutuk Moskow untuk invasi Rusia atas Ukraina, Sabtu, 25 Februari 2023. Hanya China dan Rusia sendiri yang menolak menandatangani pernyataan bersama.
India, bertindak sebagai ketua G20 yang menggelar pertemuan di kota Bengaluru, sebenarnya enggan menaikkan isu perang tetapi negara-negara Barat bersikeras mereka tidak akan mendukung hasil apa pun jika tidak memasukkan pengutukan.
Kurangnya konsensus di antara anggota G20 membuat India terpaksa mengeluarkan "ringkasan ketua dan dokumen hasil" yang hanya merangkum pembicaraan dua hari dan mencatat perbedaan pendapat.
“Sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina dan menekankan bahwa hal itu menyebabkan penderitaan kemanusiaan yang luar biasa dan memperburuk kerentanan yang ada dalam ekonomi global," katanya, mengutip gangguan rantai pasokan, risiko terhadap stabilitas keuangan dan berlanjutnya kerawanan energi dan pangan.
"Ada pandangan lain dan penilaian yang berbeda tentang situasi-situasi dan sanksi-sanksi,” katanya, mengacu pada langkah-langkah yang diambil Amerika Serikat, negara-negara Eropa dan lainnya untuk menghukum Rusia atas invasi tersebut dan membuat negeri itu kekurangan pendapatan.
Hasilnya mirip dengan KTT G20 di Bali November lalu ketika tuan rumah Indonesia juga mengeluarkan deklarasi akhir yang mengakui adanya perbedaan. G20, yang dibentuk selama dua dekade untuk mengatasi krisis ekonomi, semakin berjuang untuk mencapai konsensus yang diperlukan untuk mengeluarkan komunike akhir pertemuan resmi.
“Meskipun tidak ada yang kita sebut dengan sebuah komunike, hanya sebuah pernyataan hasil, kami masih berpikir bahwa kita membuat beberapa kemajuan dengan melibatkan semua menteri,” kata Menteri Keuangan India, Nirmala Sitharaman.