TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memuji Cina atas dukungannya pada konsensus lima poin yang disepakati oleh para pemimpin ASEAN untuk mengakhiri krisis di Myanmar.
Retno menyampaikan pujian ini saat menerima kedatangan Menteri Luar Negeri Cina Qin Gang ke Jakarta, Rabu, 22 Februari 2023.
“Indonesia sampaikan apresiasi atas dukungan Cina terhadap 5 Point Consensus. 5PC merupakan referensi utama bagi ASEAN untuk membantu Myanmar keluar dari krisis politiknya,” kata Retno dalam keterangan pers.
Myanmar dilanda kekerasan dan ketidakstabilan ekonomi serta politik sejak kudeta pada awal 2021. Blok Asia Tenggara, yang dipimpin Indonesia tahun ini, frustrasi sebab junta tidak kunjung menunjukkan niatnya mengimplementasikan konsensus.
Kesepakatan yang dibuat tak lama setelah kudeta itu turut ditandatangani oleh jenderal. Itu mencakup dialog konstruktif, penghentian kekerasan, mediasi antara berbagai pihak, pemberian bantuan kemanusiaan, dan pengiriman utusan khusus ke Myanmar.
Konsensus tersebut tetap menjadi satu-satunya proses diplomatik resmi yang berperan dalam krisis Myanmar. Sejumlah kelompok sipil kecewa dengan kegagalan implementasi itu.
“Sebagai ketua ASEAN, Indonesia akan memulai keterlibatan dengan semua pemangku kepentingan di Myanmar, dengan satu tujuan untuk membuka kemungkinan dialog nasional yang inklusif di Myanmar,” kata Retno.
Al Jazeera mewartakan, Cina, India, Rusia, dan Thailand adalah di antara sedikit negara yang mempertahankan hubungan formal dengan militer Myanmar sejak merebut kekuasaan hampir dua tahun lalu.
Mereka telah menolak untuk mengutuk atau memberikan sanksi kepada para jenderal sejak kudeta yang menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi yang dipilih secara demokratis dan menyebabkan pertumpahan darah pada penduduk sipil.
Indonesia tengah mempersiapkan untuk menjadi tuan rumah putaran negosiasi COC tahun ini. Putaran pertama akan berlangsung pada Maret ini.
Dalam kesempatan yang sama, sesuai yang dia sampaikan saat pertemuan Menlu ASEAN pada awal Februari lalu, negosiasi pembuatan code of conduct (COC) di Laut Cina Selatan yang sudah berjalan dua dekade akan diintensifkan.
“Indonesia dan ASEAN ingin menghasilkan (code of conduct) yang efektif, substantif dan dapat ditindaklanjuti,” ujarnya.
Qin dalam kesempatan itu mengatakan, bahwa China dan Indonesia akan bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas jalur air yang rawan konflik itu.
Selain pembahasan soal kawasan, kedua menteri juga membahas soal upaya peningkatan kerja sama bilateral. Menurut Retno, Cina adalah mitra dagang dan salah satu investor terbesar di Indonesia.
Pilihan Editor: Junta Myanmar Pasang CCTV Pengenalan Wajah Buatan China
DANIEL A. FAJRI