TEMPO.CO, Jakarta - Taliban menahan seorang pemengaruh atau influencer Afghanistan di media sosial dan mantan anggota pasukan keamanan di pemerintahan sebelumnya. Menurut laporan lokal Afghanistan Reporterly, korban telah diidentifikasi sebagai Abdul Rahim dan berasal dari daerah Dare Abdullah Khel di provinsi Panjshir. Dia ditahan pada Kamis lalu.
Menurut sumber setempat, anggota Taliban juga menahan Imran Ahmadzai, seorang influencer media sosial. Ahmadzai dibawa dari rumahnya di Kabul.
Mengutip sumber lokal, Ahmadzai ditahan pada 12 Februari 2023 karena menyebarkan propaganda anti-Taliban. Di Facebook, Ahmadzai memiliki 23.327 pengikut. Video terakhirnya berisi tentang orang-orang yang berlari di Jalan Kabul dengan judul "Pergi ke Turki" yang diunggah pada 8 Februari 2023.
Di hari yang sama itu, pada 8 Februari 2023, ratusan warga Afghanistan bergegas ke bandara Kabul. Mereka mendatangi bandara setelah ada desas-desus bahwa Taliban mengirim warga Afghanistan ke Turki. Akibat aksi tersebut, anggota Taliban terlibat kekerasan dengan orang-orang dan membubarkan kerumunan dengan tembakan udara.
Pada 16 Februari 2023, Abdul Haq Hemad, direktur pengawasan media di Kementerian Penerangan dan Kebudayaan Taliban membenarkan bahwa Taliban telah menangkap orang-orang yang dicurigai menyebarkan desas-desus tentang pemindahan warga Afghanistan ke Turkiye. Hemad tidak merinci tentang orang-orang yang ditangkap, namun salah satu di antaranya kemungkinan adalah Ahmadzai. Ia dituduh menyebarkan desas-desus tentang pemindahan warga Afghanistan ke Turki.
Taliban terus menangkap warga Afghanistan yang aktif di media sosial dan orang-orang yang kebetulan bekerja di pemerintahan Afghanistan sebelumnya. Penangkapan ini terutama dari pasukan keamanan yang berasal dari kelompok etnis Tajik dan Hazara.
Setelah jatuhnya Afghanistan ke tangan Taliban pada 15 Agustus 2021, ratusan mantan tentara yang tidak dapat meninggalkan negara itu ditangkap, disiksa, bahkan dibunuh oleh Taliban. Beberapa rekaman audio dan daftar mantan tentara, yang sebagian besar berada di luar negeri, telah beredar di media sosial. Mereka buka suara ihwal upaya Taliban menangkap mantan anggota ANDSF.
NDTV
Pilihan Editor: Israel Tak Izinkan Permukiman Yahudi Baru untuk Beberapa Bulan Mendatang