TEMPO.CO, Jakarta - Gempa Suriah melanda paling parah di barat laut yang dikuasai pemberontak. Namun wilayah ini menerima sedikit bantuan dibandingkan dengan daerah yang dikuasai pemerintah.
"Sejauh ini kami telah mengecewakan orang-orang di Suriah barat laut," kata kepala bantuan PBB Martin Griffiths di Twitter dari perbatasan Turki-Suriah, di mana hanya satu penyeberangan yang dibuka untuk pasokan bantuan PBB.
"Mereka benar-benar merasa ditinggalkan," kata Griffiths, Senin, 13 Februari 2023 seraya menambahkan bahwa dia fokus untuk menanganinya dengan cepat.
Amerika Serikat meminta pemerintah Suriah dan semua pihak lainnya untuk segera memberikan akses kemanusiaan kepada semua yang membutuhkan.
Bantuan gempa bumi dari wilayah yang dikuasai pemerintah ke wilayah yang dikendalikan oleh kelompok oposisi garis keras telah tertahan oleh masalah persetujuan dengan kelompok Islam Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang menguasai sebagian besar wilayah tersebut, kata seorang juru bicara PBB.
Sumber HTS di Idlib mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok itu tidak akan mengizinkan pengiriman apa pun dari daerah yang dikuasai pemerintah dan bantuan akan datang dari Turki ke utara.
PBB berharap untuk meningkatkan operasi lintas batas dengan membuka dua titik perbatasan tambahan antara Turki dan Suriah yang dikuasai oposisi untuk pengiriman bantuan, kata juru bicara Jens Laerke.
Utusan PBB untuk Suriah Geir Pedersen mengatakan di Damaskus PBB memobilisasi dana untuk mendukung Suriah. "Kami mencoba memberitahu semua orang: Kesampingkan politik, ini adalah waktu untuk bersatu di belakang upaya bersama untuk mendukung rakyat Suriah," katanya.
Gempa tersebut menewaskan 29.605 orang di Turki dan lebih dari 3.500 di Suriah, di mana jumlah korban belum diperbarui selama dua hari.
Pilihan editor: Korban Gempa Turki Suriah Tembus 33.000 Orang, Masih Ada yang Selamat
REUTERS