TEMPO.CO, Jakarta - Warga kota terbesar Selandia Baru, Auckland, Minggu, 12 Februari 2023, diminta bersiap menghadapi dampak badai Gabrielle yang baru saja melanda Pulau Norfolk, Australia, Sabtu malam.
Gabrielle, yang diturunkan menjadi sistem tekanan rendah subtropis dari sebuah topan Kategori 2, menghantam Pulau Norfolk, Sabtu malam. Namun, anginnya yang paling destruktif tidak mengenai pulau tersebut, sebelum mengarah ke Selandia baru, 1.460 kilometer ke arah selatan.
North Island dan kota terbesarnya, Auckland, bersiap menghadapi dampak penuh badai dari Minggu malam. Bulan lalu, Auckland dilanda hujan sangat deras yang memicu banjir dan menewaskan empat orang.
Kota berpenduduk 1,6 juta ini sejalur dengan “trifecta” penuh yaitu hujan deras, angin kencang dan gelombang badai, kata Georgina Griffith, seorang juru bicara untuk badan prakiraan cuaca nasional, MetService. “Jangan tertipu seandainya Anda belum terdampak hingga Selasa,” katanya kepada wartawan.
Angin dan hujan menyebar dari utara negara itu, dengan embusan angin 140 km per jam dilaporkan di North Island pada Minggu sore, kata MetService.
“Jumlah curah hujan selama tiga hari ke depan menunjukkan bahwa meskipun segala sesuatunya berjalan seperti biasa hari ini, hujan besar diperkirakan Senin,” badan meteorologi itu memberi peringatan, saat otoritas memperkirakan curah hujan hingga 40 mm, Senin.
Manajemen Kedaruratan Auckland mengatakan mereka sedang membangun 26 tempat penampungan darurat di kota untuk kedatangan cuaca buruk.
Dengan Gabrielle yang kian mendekat, Air New Zealand mengatakan mereka membatalkan banyak penerbangan internasional jarak jauh, juga penerbangan-penerbangan ke Tasmania dan Pulau Pasifik, dan layanan domestik ke dalam dan ke luar Auckland.
Bandara Auckland mengatakan maskapai-maskapai sedang mengumumkan pembatalan penerbangan dalam “situasi yang berkembang”, dan menganjurkan orang-orang dengan perjalanan yang telah dipesan untuk terus melihat pembaruan info.
Kantor Walikota Wayne Brown meminta warga untuk bersiap, termasuk mengikat barang-barang di luar rumah dan memastikan rumah-rumah bebas dari puing-puing.
Badai berada di jalurnya untuk menerjang Tanjung Reinga di ujung utara Pulau Utara pada Minggu sore, setelah menjauh dari Pulau Norfolk, kata MetService.
Di Pulau Norfolk, yang hanya seluas 34 km persegi di Samudra Pasifik antara Kaledonia Baru dan Selandia Baru, otoritas mengatakan mereka sedang membersihkan puing-puing dan pohon-pohon yang tumbang dari jalan-jalan dan mengembalikan listrik yang terputus karena badai.
Pulau yang berpenduduk sekitar 2.000 jiwa, beberapa di antaranya adalah keturunan pelaut Inggris yang memberontak di HMS Bounty pada abad ke-18, "sangat beruntung" dengan berlalunya siklon, kata pihak berwenang.
REUTERS
Pilihan Editor: Paus Fransiskus Prihatin atas Pemenjaraan Uskup Nikaragua