TEMPO.CO, Jakarta - Satu-satunya anggota Kongres kelahiran Afrika dan satu-satunya perempuan Muslim di DPR AS, Ilhan Omar, tergusur dari komite elit Urusan Luar Negeri, setelah disingkirkan oleh anggota Partai Republik karena pernyataannya di masa lalu yang dianggap anti-Semit.
Satu orang anggota Republik menyatakan tidak memilih dalam voting yang digelar Kamis, 2 Februari 2023. Pencopotan ini seperti balas dendam, karena dua tahun lalu Demokrat juga mendongkel dua anggota Republik dari penugasan komite
Omar, yang tiba di Amerika Serikat sebagai pengungsi dari Somalia, akan menjadi anggota Demokrat teratas di subkomite Afrika untuk panel urusan luar negeri.
Tak lama setelah pemungutan suara, Pemimpin Demokrat DPR Hakeem Jeffries membuat langkah balasan, mengumumkan bahwa dia bermaksud untuk menunjuk Omar ke kursi di Komite Anggaran "di mana dia akan membela nilai-nilai Demokrat melawan ekstremisme sayap kanan."
Partai Republik, yang memenangkan mayoritas tipis DPR dalam pemilihan November setelah bertahun-tahun menjadi minoritas, mengatakan mereka menginginkan Omar, anggota DPR periode ketiga, keluar dari Komite Luar Negeri karena pernyataan di Twitter pada 2019 yang berbunyi, "Ini semua tentang bayi Benjamins, " menunjukkan bahwa pendukung Israel dalam politik AS dimotivasi oleh uang daripada prinsip.
Benjamin Franklin, yang tanda tangannya pada Deklarasi Kemerdekaan 1776 dan Konstitusi AS 1787 memberinya reputasi sebagai bapak pendiri, digambarkan pada uang kertas $100.
Selama debat, Mike Lawler dari Partai Republik mengatakan, "Kata-kata penting, retorika penting. Itu mengarah pada bahaya. Anggota kongres dimintai pertanggungjawaban atas kata-kata dan tindakannya."
Omar dan anggota Demokrat lainnya mengatakan bahwa pernyataan seperti itu dibuat bertahun-tahun lalu dan bahwa Omar telah menghapus postingan tersebut dan meminta maaf pada saat itu.
Beberapa saat sebelum DPR mengeluarkannya dari komite, Omar menantang dengan menbgatakan, "Kepemimpinan dan suara saya tidak akan berkurang jika saya tidak berada di komite ini ... suara saya akan semakin keras dan kuat."
Omar mengatakan di masa lalu bahwa pasukan AS dan negara-negara lain harus memiliki standar akuntabilitas yang sama ketika tindakan mereka melukai atau membunuh warga sipil.
Dendam lama
Pemecatan, yang dipimpin oleh Ketua DPR Kevin McCarthy, dipandang oleh Demokrat sebagai balas dendam atas pemungutan suara mereka pada 2021 untuk mencopot Marjorie Taylor Greene dan Paul Gosar dari Partai Republik dari tugas komite mereka setelah pernyataan yang menghasut.
Pada 2021, Greene membandingkan persyaratan masker dan vaksinasi Covid-19 dengan Holocaust Nazi yang menewaskan 6 juta orang Yahudi. Dia akhirnya meminta maaf. Sebelum pemilihannya di Kongres tahun 2020, dia menyuarakan teori konspirasi yang tidak berdasar, termasuk klaim antisemit yang menyatakan bahwa laser luar angkasa mungkin digunakan untuk dengan sengaja memulai kebakaran hutan di California.
Gosar telah memposting video di media sosial yang menunjukkan dia muncul untuk membunuh anggota DPR lainnya, Alexandria Ocasio-Cortez, dari Demokrat.
Omar dan Ocasio-Cortez awalnya dikenal sebagai kelompok Demokrat progresif yang dipilih pada 2018 dan dikenal sebagai "The Squad" termasuk Ayanna Pressley dan Rashida Tlaib. Gerakan ini telah berkembang.
McCarthy memberikan penugasan komite kepada Greene dan Gosar serta George Santos, anggota baru yang mengaku mengarang sebagian besar resumenya, meskipun Santos untuk sementara menjauh dari penugasan tersebut sambil bekerja untuk menjernihkan pertanyaan tentang etikanya.
Sebelum pemungutan suara, Jeffries mengatakan kepada wartawan bahwa Demokrat mengutuk pernyataan "Benjamins" Omar.
"Telah ada pertanggungjawaban. Ilhan Omar telah meminta maaf. Dia mengindikasikan dia akan belajar dari kesalahannya" dan "membangun jembatan" dengan komunitas Yahudi. "Ini bukan tentang akuntabilitas. Ini tentang balas dendam politik."
McCarthy sebelumnya menolak penunjukan anggoita Demokrat Adam Schiff dan Eric Swalwell di Komite Seleksi Permanen DPR untuk Intelijen. Keduanya memainkan peran utama dalam pemakzulan mantan Presiden dari Partai Republik Donald Trump.
REUTERS