William Kidd alias Kapten Kidd terkenal dengan posisinya yang tidak jelas sebagai pelaut kapal perang atau bajak laut. Ia lahir di Skotlandia sekitar tahun 1645. Kidd dipekerjakan sebagai pelaut kapal perang oleh Pemerintah Inggris pada 1689, bahkan pernah ditugaskan untuk menangkap bajak laut. Namun, ia akhirnya dihukum gantung karena kasus pembunuhan dan pembajakan.
Kasus itu bermula saat Kidd menangkap kapal Pedagang Quedagh di lepas pantai barat India pada 1698. Kapal itu penuh dengan emas, perak, sutra, satin, serta barang dagangan berharga lainnya. Kidd kemudian dicap sebagai bajak laut dan meninggalkan kapalnya di Karibia pada 1699. Ia pun pergi ke New York untuk membersihkan namanya, lalu ditangkap.
Bersalahnya Kidd atas pembajakan menjadi pro kontra di kalangan sejarawan. Walau demikian, Kidd tetap dieksekusi di London pada 1701. Pihak berwenang menggantung tubuhnya di sangkar logam di Sungai Thames selama tiga kali air pasang. Konon, hal itu dilakukan untuk mencegah pelaut terlibat dalam pembajakan.
7. Sir Henry Morgan
Peminum alkohol mungkin tak asing dengan nama Sir Henry Morgan. Potret dirinya muncul di bagian depan botol minuman keras “Captain Morgan”.
Morgan lahir di Wales sekitar tahun 1635 dan pergi ke Karibia sebagai buruh pada 1655. Setelah menyelesaikan pekerjaan kontraknya di Barbados, ia mencari peruntungan di Jamaika dan dengan cepat beralih ke pembajakan.
Bajak laut ini menikah dengan sepupunya, Elizabeth Morgan atau putri dari Wakil Gubernur Jamaika saat itu, pada 1665. Kemudian sejak 1666, Morgan menjadi pemimpin di sebuah kapal perang. Ia menyerbu kota-kota di sepanjang pantai Meksiko, Panama, dan Kuba. Tak hanya meraup harta, Morgan juga kerap menangkap dan menjual budak.
Morgan dianugerahi gelar kebangsawanan oleh Raja Charles II dari Inggris pada 1674 walau pernah menjadi tahanan atas perbuatannya beberapa tahun lalu. Hal Ini menunjukkan seberapa cepat harta kekayaan bisa mengubah hidup bajak laut dan pelaut kapal perang selama Era Keemasan Bajak Laut.
Morgan kemudian meninggal karena suatu penyakit wajar pada 1688. Saat itu, ia masih memiliki tiga perkebunan di Jamaika yang memperbudak 131 orang termasuk wanita dan anak-anak.