TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Rusia pada Minggu, 29 Januari 2023, menuding Kiev dan sekutunya dari negara-negara Barat bertanggung jawab atas hancurnya sebuah rumah sakit umum di Kota Donbass. Rusia meyakinkan para pelaku kejahatan perang ini tidak akan bisa melarikan diri dari hukuman.
Sebelumnya pada Sabtu pagi, 28 Januari 2023, tentara Ukraina menembakkan sejumlah roket dari sebuah sistem HIMARS buatan Amerika Serikat. Menurut militer Rusia, rumah sakit lokal itu juga merawat warga serta tentara Rusia.
Baca juga: Diduga Jadi Korban Malpraktik, Yuliantika Selalu Ditolak Rumah Sakit di Tangsel
Tim penyelamat bekerja di lokasi bangsal bersalin sebuah rumah sakit yang dihancurkan oleh serangan rudal Rusia, saat serangan mereka ke Ukraina berlanjut, di Vilniansk, wilayah Zaporizhzhia, Ukraina, 23 November 2022. REUTERS/Stringer
Kementerian Luar Negeri Rusia mengklaim Ukraina menggunakan intelijen Barat dan sejumlah satelit yang dioperasikan oleh anggota NATO untuk mengincar rumah sakit umum di Donbass.
“Penembakan yang disengaja terhadap fasilitas kesehatan sipil dan dengan tujuan membunuh warga sipil adalah kejahatan perang berat yang dilakukan oleh rezim Kiev dan penanganan Baratnya,” demikian keterangan Kementerian Luar Negeri Rusia.
Kementerian Luar Negeri Rusia juga menambahkan telah secara menyeluruh mendokumentasikan serangan-serangan terhadap warga sipil. Sebab Rusia meyakinkan tindakan-tindakan kriminal tidak akan dibiarkan tanpa dihukum.
Menurut Konvensi Jenewa 1949, pihak-pihak tidak boleh menyerang rumah sakit dalam kondisi apapun. Rumah sakit Novoaydar terletak puluhan kilometer jauhnya dari garda depan Republik Rakyat Lugansk, yang sekarang dikuasai Rusia. Otoritas setempat mengunggah sebuah rekaman video sebuah rumah sakit tak lama setelah serangan.
Moskow telah berulangkali menuduh Kiev mengincar target warga sipil menggunakan roket dan artileri dari negara-negara Barat. Pada bulan ini saja, otoritas mengatakan peluncur HIMARS digunakan untuk menghancurkan dua rumah sakit di wilayah Zaporozhye.
Wilayah Zaporozhye bersama Republik Rakyat Lugansk dan dua territorial bekas Ukraina lainnya, telah bergabung masuk Rusia melalui sejumlah referendum pada September 2022.
Sumber: RT.com
Baca juga: Putin Akan 'Menstabilkan' 4 Wilayah Caplokan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.