TEMPO.CO, Jakarta - California mengalami sebuah peristiwa tragis selama akhir pekan ketika penembakan massal di Monterey Park menewaskan 11 orang. Dua hari berikutnya, penembakan lain terjadi di Half Moon Bay, yang berjarak hampir 650 km, melenyapkan setidaknya tujuh nyawa.
Baca Juga: Polisi Ungkap Dugaan Motif Penembakan di California
Selain dua insiden ini, ada empat penembakan massal lain yang terjadi di Amerika dalam jangka waktu tersebut. Jumlah penembakan tahun ini telah melampaui jumlah hari-hari yang dilalui.
Seperti yang dilansir Al Arabiya, Rabu, 25 Januari 2023, Gun Violence Archive, sebuah organisasi nirlaba yang melacak penyebaran masalah yang disebut sebagai “penyakit Amerika” ini mengatakan, ada setidaknya 39 penembakan massal di negeri itu dari awal 2023 hingga 24 Januari.
Organisasi itu mendefinisikan sebuah penembakan massal sebagai sebuah insiden yang di dalamnya setidaknya ada empat orang yang ditembak, di luar sang penembak.
Dalam tiga pekan pertama 2023, setidaknya 70 tewas dan 167 terluka akibat penembakan massal, menurut arsip tersebut. Fenomena ini menandai awal yang sangat cepat secara historis untuk penembakan-penembakan massal tahun ini, dengan lebih banyak insiden yang terekam dalam 24 hari pertama Januari dibandingkan tahun-tahun sebelumnya selama satu dekade terakhir.
Meskipun kongres AS telah meloloskan undang-undang pengawasan senjata federal yang paling komprehensif dalam tiga dekade terakhir, yang termasuk pengecekan latar belakang yang lebih ketat dan dukungan untuk undang-undang pencegahan kekerasan senjata di level negara bagian, frekuensi penembakan massal terus meningkat.
Mengingat peristiwa-peristiwa tragis ini, ada ratusan seruan baru untuk langkah-langkah pengendalian senjata federal tetapi upaya-upaya level negara bagian, seperti di California, menghadapi hambatan-hambatan dari Mahkamah Agung, yang berulang-ulang menentukan batasan-batasan, termasuk larangan untuk magasin berkapasitas tinggi.