Belanda membayar lebih awal untuk pengiriman tank dari Republik Ceko ke Ukraina dan pendekatannya bisa serupa untuk tank Leopard buatan Jerman. Hal ini sebagaimana dilansir dari laman dutchnews.nl.
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan awal pekan ini dia sedang berbicara dengan sekutu tentang kontribusi semacam itu. "Kita semua menunggu untuk mendengar apa posisi Jerman dalam hal ini, tapi saya menganjurkan untuk mencoba mencari solusi dan mencoba mengirim tank ke Ukraina" kata Ollongren. Sejumlah menteri pertahanan, termasuk Ollongren, bertemu pada Jumat di Jerman untuk membahas pemberian lebih banyak bantuan militer.
Apa yang Menghalangi Pengiriman Tank?
Dilansir dari Aljazeera, Jerman enggan memberikan tank ke Ukraina karena posisi anti-militerisme yang diadopsi setelah Perang Dunia II. Namun, tekanan telah meningkat pada Jerman dan berada dalam posisi yang sulit.
Polandia telah menyatakan kesediaan untuk mengirim 14 tank Leopard ke Ukraina sebagai bagian dari koalisi internasional. Finlandia mengatakan tidak menentang pengiriman.
Tetapi negara tidak dapat mengirim tank tanpa persetujuan Jerman karena dipasok di bawah lisensi Jerman.
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki telah menyarankan Polandia dapat mengirim tank Leopard 2 ke Ukraina tanpa restu Jerman.
Belum jelas seberapa cepat tank akan tiba. Produsen senjata Jerman, Rheinmetall, yang memproduksi meriam dan elektronik Leopard dan memiliki lusinan model lama, mengatakan tidak akan dapat mengirimkan tank apa pun hingga tahun 2024 karena kebutuhan untuk memperbarui dan memperbaikinya.
Beberapa analis mengatakan dengan memasok Leopard 2 dapat semakin meningkatkan konflik dengan Rusia, jika ditafsirkan sebagai keterlibatan langsung negara-negara NATO dalam perang.
Rusia telah memperingatkan eskalasi yang “sangat berbahaya” jika NATO mengerahkan senjata berteknologi tinggi. Pengenalan senjata semacam itu, menurut juru bicara Kremlin Dmitry Peskov akan membawa perang ke "tingkat yang sama sekali baru, yang, tentu saja, tidak akan menjadi pertanda baik dari sudut pandang keamanan global dan pan-Eropa."
Anatoly Antonov, duta besar Moskow untuk AS, mengatakan Rusia akan membalas jika Ukraina menggunakan senjata yang dipasok Barat untuk menargetkan Rusia atau Semenanjung Krimea.
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, sekarang seorang pejabat keamanan senior, memperingatkan dukungan berkelanjutan Barat buat Ukraina dalam perang Rusia Ukraina dapat menyebabkan perang nuklir.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Baca juga : Rusia Ancam Hancurkan Semua Tank Kiriman Inggris ke Ukraina
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu