TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komite bidang Pengawasan DPR Amerika Serikat dari Partai Republik James Comer pada Minggu, 15 Januari 2023, menuntut agar dilakukan pemeriksaan siapa saja yang pernah kunjungan ke rumah Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Wilmington, Delaware. Permintaan itu disampaikan setelah sejumlah dokumen rahasia negara ditemukan di kantornya, bahkan di garasi.
“Tanpa sebuah daftar individu yang pernah mengunjungi tempat tinggalnya, masyarakat Amerika Serikat tidak akan pernah tahu siapa yang telah mengakses dokumen-dokumen dengan kesensitifan tinggi ini,” kata Comer, dalam suratnya ke Kepala Staf Gedung Putih Ron Klain, Minggu, 15 Januari 2023.
Baca juga: Profesor Hukum Arab Saudi Divonis Mati karena Gunakan Twitter dan WhatsApp
President AS Joe Biden saat menghadiri KTT ASEAN-US di Phnom Penh, Kamboja, 12 November 2022. REUTERS/Cindy Liu
Politikus Partai Republik membandingkan kasus temuan dokumen rahasia di rumah Biden ini dengan kasus serupa yang dialami mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Saat ini Trump menghadapi upaya pembuktian atas kejahatan kriminal terkait caranya menangani dokumen-dokumen penting setelah angkat kaki dari Gedung Putih pada 2021.
Dokumen rahasia negara yang ditemukan di rumah Biden adalah dokumen saat dia masih menjabat sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat. Akan tetapi, ahli hukum mengatakan ada perbedaan mencolok antara kasus Trump dan Biden.
Menurut Comer, pihaknya tidak akan meminta daftar orang-orang yang pernah mendatangi kediaman Trump di Mar-a-Lago, tempat di mana lebih dari 100 dokumen yang diklasifikasikan sebagai dokumen negara ditemukan. Dokumen itu ditemukan dalam sebuah penggeledahan oleh FBI.
Trump sebelumnya telah mengumumkan akan maju lagi dalam pemilu presiden Amerika Serikat 2024. Lawannya diperkirakan adalah Biden dari Partai Demokrat.
CNN pada Selasa, 10 Januari 2023, mewartakan dokumen yang ditemukan tersebut di antaranya berisi informasi sensitif soal Ukraina, Iran dan Inggris. Jaksa Agung Amerika Serikat Merrick Garland pada Jumat, 13 Januari 2023 mengumumkan pihaknya telah menunjuk sebuah konsul khusus untuk menginvestigasi cara Biden menangani dokumen-dokumen. Garland adalah Jaksa Agung yang ditunjuk oleh Biden dan sekutunya pula
Sumber: Reuters
Baca juga: Top 3 Dunia: Biden-Kishida Bertemu, Rusia Rudal Kyiv, dan Covid-19 di China Turun
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.