TEMPO.CO, Jakarta - Bom bunuh diri di luar kantor Kementerian Luar Negeri Afghanistan pada Rabu, 11 Januari 2023, menewaskan lima orang. Rumah sakit di Kabul, sekitar tempat kejadian perkara, menyebut lebih 40 orang terluka.
Juru bicara kepolisian Kabul Khalid Zadran mengatakan jumlah korban tewas yang dikonfirmasi resmi adalah lima orang. Sementara Ustad Fareedun, seorang pejabat di Kementerian Informasi yang dikelola Taliban, mengatakan 20 orang tewas. Dia mengatakan pelaku bom itu berencana masuk kementerian luar negeri tetapi gagal.
Rumah Sakit Darurat, pusat bedah bagi mereka yang terluka akibat perang yang dijalankan oleh sebuah LSM Italia, mengatakan telah menerima lebih dari 40 pasien setelah ledakan itu.
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan beberapa negara, termasuk Pakistan dan Inggris, mengutuk serangan itu. "Inggris menolak tindakan kekerasan yang tidak masuk akal dan sembarangan seperti itu," kata Hugo Shorter, kuasa usaha untuk misi Inggris ke Afghanistan.
Sebuah foto daerah itu, yang dikonfirmasi oleh sumber-sumber resmi, menunjukkan sedikitnya sembilan orang tewas atau terluka tergeletak di luar kementerian. Zadran mengatakan, ledakan terjadi sekitar pukul 16.00 waktu setempat.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, kata kantor berita kelompok militan Amaq di saluran Telegram yang berafiliasi.
Pemerintahan Taliban menghadapi pemberontakan oleh militan ISIS yang menargetkan orang asing, termasuk kedutaan Rusia dan Pakistan dan sebuah hotel yang melayani pengusaha China.
Ledakan itu terjadi pada waktu sibuk di daerah yang dijaga ketat dikelilingi oleh pos pemeriksaan di jalan yang menampung beberapa kementerian. Beberapa negara, termasuk Turki dan China, memiliki kantor kedutaan di wilayah tersebut.
Tidak ada negara yang secara resmi mengakui pemerintahan Taliban, yang mengambil alih Afghanistan pada Agustus 2021. Setelah kekuasaan berpindah, Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dan pemerintahannya runtuh.
REUTERS