TEMPO.CO, Jakarta - Serangan baru Rusia terhadap sejumlah kota di Donbas, seperti Soledar, membuat Ukraina kembali menyerukan Barat untuk segera merealisasikan janji mengirimkan senjata artileri beratnya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah berulang kali mendesak Barat memasok senjata yang lebih canggih untuk membantunya menangkis serangan dan akhirnya mengusir pasukan Rusia.
"Dunia tahu bahwa setiap hari kehadiran Rusia di tanah Ukraina berarti kematian, cedera, rasa sakit, dan penderitaan rakyat," tulisnya dalam pesan di Telegram pada Selasa pagi, di bawah foto tentara Ukraina.
"Ukraina harus mendapatkan semua yang dibutuhkan untuk mengusir teroris dari tanah kami dan untuk melindungi rakyat kami dari rencana eskalasi Rusia."
Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat minggu lalu berjanji mengirim kendaraan tempur lapis baja. Inggris sedang mempertimbangkan memasok Ukraina dengan tank untuk pertama kalinya, demikian menurut Sky News.
Wartawan terkemuka Yuriy Butusov, yang mengikuti pasukan Ukraina di Soledar, menulis untuk outlet online New Voice bahwa pasukan Rusia menembaki rute pasokan utama Ukraina ke kota.
"Ini bukan pengepungan total, tapi suplai normal di sepanjang rute tidak mungkin, (dan) ini sangat penting untuk pertahanan," katanya.
Rusia meluncurkan apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina pada 24 Februari dengan dalih adanya ancaman terhadap keamanannya serta melindungi penutur bahasa Rusia. Ukraina dan sekutunya menuduh Moskow melakukan perang tak beralasan untuk merebut wilayah.
Moskow juga menyebut konflik itu sebagai pertarungan antara Rusia dan negara-negara Barat yang bermusuhan.
REUTERS