TEMPO.CO, Jakarta - Rusia mengakhiri gencatan senjata sepihak dan kembali melancarkan serangan rudal ke wilayah timur Ukraina, yang menewaskan sedikitnya dua orang dalam semalam, kata pejabat setempat pada Minggu, 8 Januari 2023.
Presiden Vladimir Putin memerintahkan gencatan senjata 36 jam di sepanjang garis kontak mulai Jumat tengah hari untuk merayakan Natal Ortodoks Rusia dan Ukraina, yang jatuh pada Sabtu, 7 Januari 2023.
Kyiv menolak gencatan senjata, dan staf umum angkatan bersenjata Ukraina mengatakan pasukan Rusia telah menembaki puluhan posisi dan pemukiman di sepanjang garis depan pada hari Sabtu.
Seorang pria berusia 50 tahun tewas di wilayah timur laut Kharkiv sebagai akibat dari penembakan Rusia semalam, kata gubernur Oleh Synehubov. Berita itu datang beberapa menit setelah tengah malam di Moskow. Satu orang tewas dalam serangan lain semalam di Soledar di wilayah Donetsk timur, kata pejabat setempat.
Sebagian besar umat Kristen Ortodoks Ukraina secara tradisional merayakan Natal pada 7 Januari, seperti halnya umat Kristen Ortodoks di Rusia. Tapi tahun ini, Gereja Ortodoks Ukraina, yang terbesar di negara itu, juga mengizinkan perayaan 25 Desember. Tetap saja, banyak yang berbondong-bondong ke gereja dan katedral pada Sabtu, 7 Januari.
Kremlin mengatakan Moskow akan terus maju dengan apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina, sebuah invasi yang diluncurkan pada 24 Februari dan bahwa Kyiv dan sekutu Baratnya menyebutnya agresi tanpa alasan untuk merebut tanah.
"Tugas yang ditetapkan oleh presiden (Putin) untuk operasi militer khusus akan tetap dipenuhi," kata kantor berita negara Rusia TASS mengutip wakil kepala staf pertama Putin, Sergei Kiriyenko.
"Dan pasti akan ada kemenangan."
Perang telah menewaskan puluhan ribu orang dan membuat jutaan orang Ukraina mengungsi.
Pejabat Ukraina melaporkan ledakan di daerah Donbas - garis depan perang di mana pertempuran telah berkecamuk selama berbulan-bulan.
Pavlo Kyrylenko, gubernur Donetsk, mengatakan bahwa ada sembilan serangan rudal di wilayah itu dalam semalam, termasuk tujuh di kota Kramatorsk yang babak belur.
Ledakan juga terdengar di kota Zaporizhzhia.
Tembakan bergema pada hari Sabtu di sekitar jalan-jalan Bakhmut yang hampir sepi, sebuah kota timur yang saat ini menjadi fokus pertempuran paling sengit.
Serhiy Haidai, gubernur Luhansk di Ukraina timur, mengatakan di TV ada pertempuran sengit di wilayah tersebut dan pasukan Rusia telah mengerahkan alat berat mereka yang paling siap tempur ke kota Kriminna yang mereka duduki, yang menurutnya berarti Rusia telah perlahan-lahan mundur di wilayah tersebut.
Dengan suhu malam hari yang turun hingga minus 15-17 derajat Celcius, aktivitas pertempuran akan segera meningkat karena cuaca beku yang parah membuat lebih mudah untuk memindahkan alat berat, tambah Haidai.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan pada hari Rabu bahwa Rusia sedang merencanakan serangan baru yang besar. Pentagon mengatakan pada hari Jumat bahwa tujuan Putin untuk merebut wilayah Ukraina tidak berubah, bahkan ketika militernya terus mengalami pukulan.
Ada kekhawatiran yang berkembang bahwa Belarus - pendukung setia Moskow - dapat digunakan sebagai pos persiapan untuk menyerang Ukraina dari utara setelah meningkatkan aktivitas militer di negara itu dan pemindahan baru pasukan Rusia ke sana.
Saluran Telegram tidak resmi yang memantau aktivitas militer di Belarusia melaporkan pada Sabtu malam bahwa sekitar 1.400-1.600 tentara tiba dari Rusia ke kota timur laut Vitebsk di Belarusia selama dua hari terakhir.