TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah Turki pada Senin, 26 Desember 2022, memanggil Duta Besar Prancis atas "propaganda anti-Turki" yang diduga dilakukan oleh pejabat Prancis, setelah pembunuhan tiga orang Kurdi di Paris.
Penembakan di Paris diikuti oleh protes berhari-hari oleh kelompok Kurdi dan pendukung mereka di ibu kota Prancis.
Baca juga: Pelaku Penembakan di Paris Didakwa Pembunuhan terhadap Warga Kurdi
Sumber diplomatik Turki mengatakan Duta Besar Prancis dipanggil ke Kementerian Luar Negeri karena diduga gagal menghentikan "propaganda hitam" yang dipromosikan oleh Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
“Kami menyatakan ketidakpuasan kami dengan propaganda hitam yang diluncurkan oleh lingkaran PKK terhadap negara kami dan dengan fakta bahwa pemerintah Prancis dan beberapa politisi digunakan sebagai alat propaganda ini,” kata sumber tersebut.
Protes pecah setelah seorang pria kulit putih Prancis berusia 69 tahun melepaskan tembakan ke pusat budaya Kurdi di Paris dan menewaskan tiga orang.
Beberapa pengunjuk rasa yang memprotes serangan itu, dialaporkan mengibarkan bendera PKK - yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Turki dan sekutu Baratnya.
Yang lainnya memegang spanduk dengan slogan yang menuduh Turki sebagai negara pembunuh dan terkait dengan penembakan itu. PKK telah melakukan pemberontakan selama puluhan tahun melawan Turki yang telah merenggut puluhan ribu nyawa.
Sumber tersebut menganggap tuduhan palsu PKK digunakan oleh pejabat pemerintah Prancis dan beberapa politisi terhadap Ankara. "Kami berharap Prancis bertindak hati-hati dalam menghadapi insiden tersebut," kata sumber itu.
Hubungan Turki dengan Prancis sebelumnya diwarnai pertentangan terhadap konflik di Suriah dan berbagai perselisihan regional lainnya.
Tersangka telah mengakui kebencian terhadap orang asing. Selama interogasi tersangka mengatakan bahwa perampokan di rumahnya pada 2016 telah memicu "kebencian terhadap orang asing yang menjadi sangat patologis", kata jaksa penuntut Laure Beccuau dalam sebuah pernyataan, Minggu, 25 Desember 2022.
Perwakilan Kurdi menyerukan penembakan Jumat agar dianggap sebagai serangan teroris. Tiga orang lainnya terluka dalam penembakan itu. Jaksa mengatakan dua orang masih di rumah sakit, tetapi nyawa mereka tidak dalam bahaya.
Baca juga: 13 Warga Turki Dieksekusi Oleh Militan PKK di Irak
AL ARABIYA | REUTERS