TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Vladimir Putin berjanji kepada angkatan bersenjatanya untuk memberikan apa pun yang mereka butuhkan dalam mendukung serangan mereka di Ukraina. Saat ini perang mendekati akhir bulan ke-10 dan tidak ada tanda-tanda akan berakhir.
Dalam pidatonya kepada pimpinan militer di Moskow pada Rabu, 21 Desember 2022, Putin mengatakan tidak ada batasan finansial pemerintah dalam hal peralatan dan perangkat keras. Dia menyebut aliansi militer NATO menggunakan kemampuan penuhnya melawan Rusia.
Putin kemudian mendesak para pemimpin militer yang berkumpul untuk memanfaatkan pengalaman yang mereka peroleh dalam pertempuran di Suriah dan selama apa yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina. Dia memuji kepala pertahanan Rusia sebagai pahlawan.
"Rusia perlu memberi perhatian khusus tentang pentingnya drone dalam konflik," kata Putin.
Pemimpin Kremlin menambahkan, rudal balistik antarbenua Sarmat Rusia - dijuluki "Setan II", dan mampu melakukan serangan nuklir terhadap Amerika Serikat - akan siap untuk digunakan dalam waktu dekat.
Rusia menginvasi Ukraina sejak Februari 2022. Kedua belah pihak belum memberikan tanda ingin duduk bersama di meja perundingan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tiba di Washington pada Rabu, 21 Desember 2022. Di negeri Paman Sam dia akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan berpidato di depan Kongres.
Pejabat AS menyebutkan Biden akan mengumumkan hampir USD$2 miliar bantuan militer lebih lanjut untuk Ukraina yang akan mencakup baterai rudal Patriot untuk membantunya mempertahankan diri dari rentetan rudal Rusia.
Pemerintahan Biden telah memberikan sekitar USD$20 miliar bantuan militer ke Ukraina, termasuk amunisi artileri, amunisi untuk sistem pertahanan udara NASAMS, dan untuk sistem roket artileri mobilitas tinggi (HIMARS).
Selama sepuluh bulan Biden cukup intensif berkomunikasi dengan Zelensky. Menurut pejabat AS, Biden tidak akan menggunakan pembicaraan untuk mendorong Zelensky ke meja perundingan dengan Putin.
Kremlin mengatakan pada Rabu, 21 Desember 2022, bahwa pihaknya tidak melihat peluang untuk melakukan pembicaraan damai dengan Kyiv. Dalam panggilan telepon dengan wartawan, juru bicara Dmitry Peskov mengatakan bahwa pasokan senjata Barat yang terus berlanjut ke Ukraina akan menyebabkan "pendalaman" konflik.