TEMPO.CO, Jakarta - Berlin mengirimkan paket pertama vaksin virus corona ke Cina. Hal itu diungkap oleh Juru bicara Pemerintan Jerman pada Rabu, 21 Desember 2022, di mana vaksin yang dikirim adalah BioNTech.
Pengiriman vaksin virus corona dari Jerman itu tercatat sebagai vaksin Covid-19 pertama buatan asing yang masuk kr Negeri Tirai Bambu tersebut. Tidak dijelaskan secara detail kapan pastinya vaksin dikirim dan berapa jumlahnya. Hanya disebutkan Berlin mendorong WNA dan warga negara Jerman yang ada di Cina mengakses imunisasi vaksin virus corona ini jika memang mereka membutuhkan. WNA dan warga negara Jerman di Cina diperkirakan jumlahnya 20 ribu orang.
Petugas pencegahan pandemi dengan pakaian pelindung saat menghitung jumlah penghuni di apartemen yang di lockdown saat wabah COVID-19 meningkat di Beijing, 2 Desember 2022. Beijing melaporkan 942 terinfeksi COVID-19 baru yang ditransmisikan secara lokal dan 3.026 kasus tanpa gejala pada 1 Desember. REUTERS/Thomas Peter
Pengiriman vaksin virus corona ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Cina, di mana warga negara Jerman yang tinggal di Cina bisa mendapatkan suntikan vaksin ini. Pengiriman vaksin virus corona ini juga buah dari kunjungan kerja Kanselir Jerman Olaf scholz ke Cina pada akhir bulan lalu. Saat itu kesepakatan membolehkan warga negara Cina mendapatkan suntikan vaksin dari Jerman ini.
Dalam sebuah surat yang dikirim ke warga negara Jerman yang ada di Cina, Berlin menyebut vaksin ini ditawarkan sebagai imunisasi dasar dan booster yang sudah disetuji penggunaannya oleh Uni Eropa secara gratis untuk individu usia 12 tahun ke atas.
“Kami sedang mengupayakan segala kemungkinan, selain warga negara Jerman – WNA lainnya juga bisa imunisasi vaksin virus corona dengan BioNTech,” kata Juru bicara Pemerintah Jerman.
Baca juga: Turun Dua Ribu, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1 Juta Per Gram
Rencananya, vaksin virus corona ini akan dikirimkan ke perusahaan-perusahaan Jerman yang ada di Vina serta kantor Kedutaan Besar disejumlah titik. Saat ini masih dirundingkan dengan otoritas di Uni Eropa cara seorang WNA bisa mendapatkan suntikan tersebut.
Perubahan mendadak pemerintah Cina dalam menangani pandemi Covid-19, berdampak buruk terhadap penyebaran infeksi itu. Cina tiba-tiba mengubah kebijakan nol-Covid-19, yang sangat mengekang warganya sehingga menyebabkan kemerosotan ekonomi dan protes penduduk, menjadi hidup berdampingan dengan virus pada 7 Desember 2022. Kebijakan baru ini diterapkan di seluruh dunia.
Cina melaporkan ada lima kematian Covid-19 pada 19 Desember 2022, sehingga kematian akibat Covid-19 di Negeri Tirai Bambu itu menjadi 5.242
Sumber : Reuters
Baca juga: Moskow: Dukungan AS Kepada Ukraina untuk Melemahkan Rusia
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.
