TEMPO.CO, Jakarta - Hannah dan Garrett Spray pasangan turis asal Vancouver, Kanada, menceritakan pengalaman terjebak di dalam losmen tempat mereka menginap bersama satu putrinya di Peru. Mereka tak berani keluar dari losmen itu selama lima hari.
Spray mengatakan keluarga kecilnya seharusnya sudah terbang ke Vancouver dari Ibu Kota Lima pada Selasa, 13 Desember 2022. Namun mereka memutuskan mengurunkan rencana itu dan bertahan di losmen demi keamanan diri.
“Sudah pasti itu adalah hari-hari yang sangat stress. Unjuk rasa ada dimana-mana, namun ada juga wilayah yang tenang tanpa demonstrasi. Banyak pesan yang disebar,” kata Spray.
Baca juga:Dukung Unjuk Rasa, Aktris Papan Atas Iran Ditahan
Menurut Spray, yang membuat dia dan keluarganya waswas adalah ada orang-orang yang menggedor pintu-pintu atau berkeliaran di jalan sambil membawa tongkas baseball, mereka memecahkan pintu dan mulai menyalakan api.
Kendati tidak menyaksikan secara langsung, namun Spray dan keluarganya mengalami sejumlah kejadian yang menakutkan ketika mereka lari terbirit-birit saat berada di jalan demi keamanan mereka. Spray mengatakan dia terus memperbaharui diri dengan informasi yang terjadi di Peru lewat media sosial dan media setempat dari dalam kamar losmen.
"Kami bisa melihat Plaza de Armas dari kamar kami menginap, di mana tempat itu telah menjadi pusat unjuk rasa. Jadi, kami memantau segalanya dari jauh, saling bergandengan tangan dan memonitor lewat televisi," kata Spray, yang rencananya akan pulang ke Kanada pada Rabu, 21 Desember 2022.
Unjuk rasa hampir terjadi di penjuru Peru sejak mantan Presiden Peru Perdro Castillo dikudeta. Dia terancam dipenjara selama 10 tahun jika ditemukan bersalah atas tuduhan pemberontahan dan konspirasi. Peru adalah sebuah negara yang terletak di Amerika Latin.
Castillo masih meyakini dia sebagai pemimpin Peru yang sah. Namun posisinya sudah digantikan pada Rabu, 14 Desember 2022, oleh mantan Wakil Presiden Peru Dina Boluarte. Castillo didongkel dari jabatannya setelah mencoba membubarkan parlemen Peru dan memerintah negara berdasarkan dekrit hingga pemilu yang baru diselenggarakan.
Semenja kudeta itu, para pendukung Castillo melakukan unjuk rasa. Namun sayangnya aksi protes itu berujung bentrok dengan aparat kepolisian. Dilaporkan sudah 18 orang tewas dan lima bandar udara ditutup oleh demonstran.
Sumber: news.sky.com
Baca juga:Ribuan Turis Terdampar di Machu Picchu Akibat Protes Berdarah Peru
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.