TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan Rusia Sergey Vershinin pada Senin, 12 Desember 2022, mengingatkan kesepakatan impor gandum yang dimediasi oleh Turki dan PBB harus disesuaikan. Sebab catatan Rusia memperlihatkan pengiriman gandum masih belum sampai ke negara – negara miskin.
Pernyataan itu disampaikan Vershinin usai rapat dengan mitranya dari Turki Sedat Enal di Ibu Kota Istanbul dan memeriksa Joint Coordination Center, yang dibangun berdasarkan kesepakatan impor gandum. Vershinin menggambarkan revisi kesepakatan impor gandum adalah sebuah isu yang sangat penting.
Baca juga:Tanda Sudah Waktunya Melepaskan Diri dari Seseorang Secara Emosional
“Kami sangat meyakini penyesuaian dibutuhkan karena tujuan awal Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Sekjen PBB Antonio Guterres adalah membantu negara-negara miskin,” kata Vershinin.
Sebuah tongkang yang membawa gandum Ukraina ditambatkan untuk dibongkar di terminal gandum COMVEX di pelabuhan Constanta, di Constanta, Rumania, 1 Agustus 2022. Foto Inquam/George Calin via REUTERS
Vershinin menegaskan gandum Ukraina saat ini masih belum menjangkau negara-negara miskin, namun lebih ke negara-negara maju dan negara kaya. Vershinin juga melihat kesepakatan impor gandum Ukraina ditanda-tangani di bawah slogan untuk memastikan keamanan pangan, yang utamanya ke negara-negara miskin di Asia, Afrika dan Amerika Latin.
Otoritas Rusia mencatat ada kemajuan dalam hal memfasilitasi ekspor produk pertanian Negeri Beruang Merah itu. Hanya saja, kemajuan lebih lanjut harus melibatkan pencairan dan pelepasan produk-produk pangan Rusia, yang sebagian besar mandek di Latvia.
“Kami akan menyambut setiap langkah yang ditujukan untuk membantu negara-negara miskin. Lagi pula, pasokan pupuk Rusia akan sangat penting untuk panen yang lebih baik pada tahun depan,” kata Vershinin.
Otoritas Rusia berulang kali menyuarakan kekhawatiran mereka atas kesepakatan impor gandum yang tidak mencapai tujuan awal. Sebab bahan makanan yang seharusnya untuk negara-negara miskin sering berakhir ke tempat lain.
Kesepakatan impor gandum, yang ditanda-tangani pada Juli 2022 dimendiasi oleh PBB dan Turki, ditujukan untuk membuka kran ekspor pertanian lewat Laut Hitam dari Rusia dan Ukraina. Akan tetapi, Moskow berulangkali menyatakan ketentuan pencabutan larangan ekspor produk pertanian Ruisa masih belum juga dicabut.
Baca juga: Erdogan: Turki akan Produksi Tepung dari Gandum Rusia untuk Negara Miskin
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.