TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin mengutarakan pandangan kalau invasi Rusia ke Ukraina menunjukkan Eropa terlalu bergantung pada Amerika Serikat untuk masalah keamanannya sendiri. Marin pun menyarankan ada peningkatan kemampuan Eropa dalam bidang pertahanan, contohnya produksi senjata.
"Saya harus sangat jujur kepada Anda, Eropa tidak cukup kuat saat ini. Kita akan berada dalam masalah tanpa Amerika Serikat," kata Marin saat jadi pembicara di lembaga kajian Lowy Institute, di Sydney, Australia, Jumat, 2 Desember 2022.
Baca juga: Cho Gue-sung Jadi Incaran Klub Eropa Usai Cetak 2 Gol di Piala Dunia 2022
Marin mengaku sudah berbicara dengan banyak politikus Amerika Serikat untuk menyuarakan pendapat kalau Eropa harus lebih kuat.
"Amerika Serikat telah memberikan banyak senjata, banyak bantuan keuangan, banyak bantuan kemanusiaan ke Ukraina dan Eropa belum cukup kuat. Kita harus memastikan bahwa kita sedang membangun kemampuan itu ketika menyangkut pertahanan Eropa, industri pertahanan Eropa," kata Marin.
Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin. [valtioneuvosto.fi]
Dalam pidatonya baru-baru ini di Helsinki, Marin mengatakan Eropa saat ini terlalu bergantung pada Cina untuk bidang teknologi. Dia pun menganjurkan Eropa agar berinvestasi lebih banyak di bidang-bidang seperti kecerdasan buatan dan komputasi kuantum.
Rusia menginvasi Ukraina sejak 24 Februari 2022. Amerika Serikat menjadi pendukung utama Ukraina, dengan mengirim bantuan persenjataan. Agresi Rusia ke Ukraina telah memicu kekhawatiran mengenai perang nuklir di Eropa.
Negara-negara Barat menduga, ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin akan penggunaan senjata nuklir cukup serius. Namun Rusia membantah akan menggunakan senjata nuklir, kecuali dalam situasi terdesak untuk mempertahankan diri.
Moskow menyebut agresinya di Ukraina sebagai operasi militer untuk membebaskan warganya di Donbas, serta tanggapan perluasan aliansi militer Barat ke timur Eropa.
Ukraina adalah negara bekas pecahan Uni Soviet, yang ingin menjadi negara anggota NATO dan Uni Eropa. Tindakan Ukraina itu, dipandang Moskow bisa mengancam keamanan dan pengaruh Rusia.
REUTERS
Baca juga: Hillary Clinton Unggah Foto Berjoget, Dukung PM Finlandia Sanna Marin
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.