TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok teroris Negara Islam atau ISIS kembali kehilangan pemimpinnya. Pada Rabu, 30 November 2022, Abu al-Hasan al-Hashimi al-Qurashi tewas dalam pertempuran.
Baca: Pertama Kali sejak 2014, Australia Menurunkan Tingkat Ancaman Teror
Menurut ISIS, al-Hasan membunuh beberapa musuh sebelum tewas di medan perang. Namun kelompok teroris ini tidak merinci waktu atau tempat kejadian. Laporannya juga tidak bisa diverifikasi secara independen.
Pemimpin baru ISIS bernama Abu Hussein al-Hussaini al-Qurashi. Al-Hasan adalah khalifah ketiga dari ISIS.
Dia mengambil alih kepemimpinan ISIS awal tahun ini, setelah pendahulunya Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi tewas dalam serangan pasukan khusus AS pada Februari. Operasi itu terjadi di provinsi Idlib Suriah, yang berada di bawah kendali teroris anti-pemerintah yang diduga didukung oleh Türkiye atau pemerintah Barat.
Pada September, pihak berwenang Turki mengumumkan penangkapan seorang pemimpin senior ISIS bernama Abu Zeyd, yang dikatakan sebagai kemungkinan penerus Abu Ibrahim.
ISIS lahir pada 2013 oleh seorang militan salafi Irak yang menyebut dirinya Abu Bakr Al-Baghdadi. Di bawah komandonya, kelompok teroris itu menaklukkan sebagian besar Timur Tengah, mengeksploitasi dampak dari invasi AS ke Irak tahun 2003 dan pemberontakan yang didukung asing terhadap pemerintah Suriah.
AS dan sekutunya meluncurkan kampanye udara melawan ISIS pada 2014, sementara militer Irak dan milisi Kurdi melawan kelompok tersebut di darat. Damaskus mendorongnya dari barat, dengan dukungan Rusia dan Iran.
Kelompok itu secara resmi kehilangan klaim atas kendali teritorial apa pun pada Maret 2019. Adapun Al-Baghdadi bunuh diri ketika pasukan khusus Amerika Serikat menggerebek kompleks Idlib pada Oktober 2019.
Simak: Amerika Menuding Serangan Turki ke Suriah Membahayakan Pasukannya
NDTV