TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Alibaba, Jack Ma, dilaporkan telah tinggal di ibu kota Jepang, Tokyo, selama hampir enam bulan setelah menghilang dari pandangan publik.
Baca juga: China Beri Lampu Hijau Ant Group Milik Jack Ma Masuk Bursa
Seperti dilansir Channel NewsAsia pada Rabu 30 November 2022 mengutip Financial Times, langkah ini diambil salah satu pria terkaya di China itu menyusul tindakan keras Beijing terhadap sektor teknologi.
FT mengatakan dia telah menghabiskan sebagian besar dari enam bulan terakhir bersama keluarganya di Tokyo dan bagian lain Jepang. Pria berusia 58 tahun itu melakukan sejumlah hobi seperti melukis cat air, mengoleksi karya seni, mandi di mata air panas, dan bermain ski di pedesaan di luar Tokyo, Financial Times melaporkan.
Selain itu, ia menyempatkan diri mengunjungi Amerika Serikat dan Israel.
Mogul teknologi itu juga sering mengunjungi klub keanggotaan eksklusif di distrik Ginza dan Marunouchi Tokyo, di mana dia bergaul dengan pengusaha kaya China lainnya yang juga telah meninggalkan negara mereka dan pindah ke ibu kota Jepang.
Ma, yang telah menyerahkan sebagian besar kendali perusahaannya kepada para eksekutif yang lebih muda, dikatakan merambah ke bisnis non-teknologi yang melibatkan keberlanjutan.
Pria dengan kekayaan bersih menurut Indeks Miliarder Bloomberg sebesar US$30,2 miliar, menghilang dari mata publik sejak Oktober 2020. Saat itu, dia secara terbuka mengkritik regulator negara China karena diduga menghambat inovasi.
Pemerintah China membalas dengan menghentikan penawaran umum perdana Ant Group senilai US$37 miliar, sebuah platform keuangan online yang tumbuh dari Alipay, aplikasi pembayaran seluler internal Alibaba.
Harga saham Alibaba anjlok, yang membuat Ma kehilangan statusnya sebagai taipan terkaya di China. Pada hari-hari sebelum Ma menyampaikan kritiknya terhadap regulator negara, kekayaan bersihnya mencapai lebih dari US$60 miliar.
Ma telah terlihat di tempat lain sejak dia secara efektif menghilang dari pandangan publik di China, termasuk di pulau Mallorca, Spanyol tahun lalu.
Dalam beberapa tahun terakhir, pejabat China membidik dugaan praktik anti-persaingan oleh beberapa nama besar negara itu, didorong oleh kekhawatiran bahwa perusahaan Internet besar mengontrol terlalu banyak data dan berkembang terlalu cepat.
Juli ini, sebuah laporan mengatakan Ma berencana untuk menyerahkan kendali Ant Group untuk menenangkan regulator China dan menghidupkan kembali penawaran umum perdana unit pembayaran digital.
Raksasa e-commerce miliknya, Alibaba, melaporkan pertumbuhan pendapatan yang datar pada Agustus untuk pertama kalinya, saat China berjuang melawan perlambatan ekonomi dan kebangkitan kembali kasus COVID-19.
Baca juga: Jack Ma Jalan-jalan ke Eropa Belajar Teknologi Pertanian
CHANNEL NEWSASIA | THE NEW YORK POST