Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyelesaian Masalah Perubahan Iklim Butuh Kerja Sama

Reporter

image-gnews
Proyek Food Estate yang disebutkan sudah gagal di Gunung Mas, Kalimantan Tengah.  Situasi hutan yang sudah gundul ini ditunjukkan dalam aksi bagi pemimpin dunia di Konferensi Perubahan Iklim PBB COP27 dan KTT G20, pada Kamis 10 November 2022.  (Greenpeace)
Proyek Food Estate yang disebutkan sudah gagal di Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Situasi hutan yang sudah gundul ini ditunjukkan dalam aksi bagi pemimpin dunia di Konferensi Perubahan Iklim PBB COP27 dan KTT G20, pada Kamis 10 November 2022. (Greenpeace)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perubahan iklim merupakan masalah global yang membutuhkan kerja sama semua bangsa. Itulah mengapa saat ini lebih dari 30 surat kabar dan organisasi media di lebih dari 20 negara telah mengambil pandangan yang sama tentang apa yang perlu dilakukan mengingat waktu hampir habis. 

Alih-alih keluar dari bahan bakar fosil dan beralih ke energi bersih, banyak negara kaya berinvestasi kembali pada sektor minyak dan gas. Mereka juga gagal memotong emisi dengan cukup cepat dan tawar-menawar bantuan yang siap dikirim ke negara miskin. 

Bumi berjalan menuju titik, di mana tidak ada jalan kembali, di mana kekacauan iklim menjadi tidak dapat diubah.

Seperti dilansir dari Guardian, sejak KTT COP26 di Glasgow, Inggris pada 12 bulan lalu, negara-negara yang hadir hanya berjanji melakukan satu perlima puluh dari apa yang diperlukan untuk tetap berada di jalur menjaga suhu bumi dalam 1,5°C dari tingkat pra-industri. 

Tidak ada benua yang bebas dari bencana cuaca ekstrem tahun ini, mulai dari banjir di Pakistan, gelombang panas di Eropa, kebakaran hutan di Australia hingga angin topan di Amerika Serikat.  Mengingat kondisi ini berasal dari suhu tinggi sekitar 1,1 C, maka kondisi dunia mendatang diperkirakan akan jauh lebih buruk.

Saat ini, banyak negara berusaha mengurangi ketergantungan mereka pada Rusia. Dampaknya, dunia mengalami 'demam' untuk proyek bahan bakar fosil baru. 

Hal Ini dilakukan sebagai tindakan pasokan sementara, tetapi risikonya bisa mengunci bumi ke dalam kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Semua ini menggarisbawahi bahwa umat manusia harus mengakhiri kecanduannya pada bahan bakar fosil. Jika energi terbarukan sudah menjadi bagian dari kehidupan, maka tidak akan ada darurat iklim.

Kelompok masyarakat miskin di dunia akan menanggung beban kehancuran yang ditimbulkan oleh kekeringan, lapisan es yang mencair, dan gagal panen. Untuk melindungi kelompok-kelompok ini dari kehilangan nyawa dan mata pencaharian, maka pengorbanan dilakukan yang salah satunya pengorbanan uang. 

Sebuah laporan menyebut dibutuhkan US$2 triliun (Rp 31.380 triliun) setiap tahun untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi kerusakan iklim.

Baca juga: COP27, Rishi Sunak Tagih Janji Upaya Atasi Perubahan Iklim

Negara-negara di dunia memiliki tanggung jawab moral yang jelas untuk membantu. Negara-negara berkembang harus diberi dana yang cukup untuk mengatasi risiko bahaya yang tidak banyak mereka ciptakan - terutama saat resesi global membayangi.

Negara-negara kaya harus memenuhi janji komitmen dana sebelumnya – seperti $100 miliar per tahun dari tahun 2020 – untuk menandakan keseriusan mereka. Setidaknya, dana darurat atas keuntungan gabungan dari perusahaan minyak dan gas terbesar, yang diperkirakan hampir $100 miliar dalam tiga bulan pertama pada tahun ini, perlu diberlakukan. 

PBB benar meminta uang tunai digunakan untuk mendukung kelompok paling rentan. Tapi uang pungutan seperti itu hanya akan menjadi permulaan. Negara-negara miskin juga memiliki utang yang tidak memungkinkan untuk pulih setelah bencana iklim atau melindungi diri dari bencana di masa depan. Kreditur harus bermurah hati dalam menghapuskan utang negara-negara miskin yang berada di garis depan darurat iklim.

Langkah-langkah ini tidak perlu menunggu tindakan internasional yang terkoordinasi. Negara-negara dapat menerapkannya di tingkat regional atau nasional. Emisi kumulatif suatu negara harus menjadi dasar tanggung jawabnya dalam bertindak. 

Memecahkan krisis di zaman sekarang seperti cahaya bulan. Mendapatkan keberhasilan dalam satu dekade karena sumber daya yang sangat besar dicurahkan untuk itu. Komitmen serupa dibutuhkan sekarang. Tetapi krisis ekonomi telah mengurangi selera belanja negara-negara kaya dan bumi berisiko terjebak dalam ketergantungan bahan bakar fosil oleh tindakan barisan belakang bisnis-bisnis besar.

 

Selama pandemi Covid-19, bank sentral di seluruh dunia melumasi pengeluaran negara dengan membeli obligasi pemerintah mereka sendiri.  Triliunan dolar yang dibutuhkan untuk menangani keadaan darurat ekologi menuntut pengembalian pemikiran radikal seperti itu.

Ini bukan waktunya sikap apatis atau berpuas diri;  urgensi saat ini ada pada semua pihak. Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim harus tentang kekuatan argumen bukan argumen kekuasaan. 

Kunci untuk mempertahankan konsensus di Mesir (COP27) adalah dengan tidak membiarkan perselisihan perdagangan dan perang di Ukraina menghalangi diplomasi iklim global. Proses PBB mungkin tidak sempurna. Tapi itu telah memberi negara target untuk menyelamatkan planet ini, yang harus dikejar di COP27 untuk mencegah risiko eksistensial bagi umat manusia.

GUARDIAN | Nugroho Catur Pamungkas

Baca juga: Mesir Mata-Matai Delegasi Jerman di COP27 , Tersinggung Ucapan Scholz?

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

1 hari lalu

Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat thermometer pengukur suhu udara di Taman Alat Cuaca BMKG Jakarta, Rabu, 11 Oktober 2023. BMKG memprediksi musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan berlangsung hingga akhir Oktober dan awal musim hujan terjadi pada awal November 2023. Tempo/Tony Hartawan
Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG


10 Negara Terpanas di Dunia, Ada yang Mencapai 48,5 Derajat Celcius

1 hari lalu

Berikut ini deretan negara terpanas di dunia, sebagian besar adalah negara kepulauan yang suhu udaranya dipengaruhi oleh kenaikan suhu air laut. Foto: Canva
10 Negara Terpanas di Dunia, Ada yang Mencapai 48,5 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terpanas di dunia, sebagian besar adalah negara kepulauan yang suhu udaranya dipengaruhi oleh kenaikan suhu air laut.


Kunjungan Kerja ke Turkiye, Retno Marsudi Bawa Isu Palestina

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Kepresidenan Jakarta usai mendampingi Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, Kamis, 18 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Kunjungan Kerja ke Turkiye, Retno Marsudi Bawa Isu Palestina

Retno Marsudi menyebut Turkiye dan Indonesia sepakat perlunya memperkuat kolaborasi kedua negara guna mendukung perjuangan bangsa Palestina.


10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

2 hari lalu

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia. Foto: Canva
10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.


Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/2/2024). ANTARA.
Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.


Retno Marsudi Kunjungan Kerja ke Turkiye untuk Mempererat Hubungan Kedua Negara

2 hari lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menerima kunjungan kerja Menteri Luar Negeri Turkiye Hakan Fidan di Turki, 1 Mei 2024. Sumber: dokumen Kementerian Luar Negeri RI
Retno Marsudi Kunjungan Kerja ke Turkiye untuk Mempererat Hubungan Kedua Negara

Retno Marsudi kunjungan kerja ke Turkiye pada Rabu, 1 Mei 2024, untuk mempererat hubungan kedua negara.


Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo berfoto bersama 5 desainer terpilih  saat peluncuran logo resmi Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara di Istana Negara, Jakarta, Selasa 30 Mei 2023. Sebelumnya telah dilakukan voting terhadap lima kandidat logo. Adapun proses jajak pendapat itu sudah ditutup per 20 Mei 2023. Totalnya ada 500 ribu orang berpartisipasi dalam pemilihan logo ibu kota baru tersebut. Sementara ada 5 logo IKN yang ditawarkan dalam proses pemilihan. TEMPO/Subekti.
Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

Sejumlah perusahaan dan lembaga penelitian di Belanda, telah memberikan dukungan kepada Indonesia, termasuk terkait IKN


75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

3 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.


Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

3 hari lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) Jenderal Charles Flynn (kiri) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta, pada 21-23 April.  Sumber: dokumen Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta
Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024


Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

3 hari lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan asap dan abu erupsi Gunung Ruang dilihat dari desa Tagulandang, Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.