TEMPO.CO, Nusa Dua - Rusia menganggap negara-negara Barat telah mempolitisasi komunike KTT G20, yang menyuarakan kecaman atas agresinya ke Ukraina. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menuduh Barat mendorong untuk memasukkan kalimat yang mengutuk invasi ke Ukraina atas nama semua negara peserta.
"Rekan-rekan Barat kami mencoba segala cara untuk membuat deklarasi itu dipolitisasi dan mencoba mendorong melalui bahasa yang menyiratkan mengutuk tindakan Federasi Rusia atas nama seluruh (anggota) G20, termasuk kami. Tapi mari kita lakukan ini dengan cara yang adil dan mari kita perjelas bahwa, dalam topik ini, kita memiliki perbedaan," kata Lavrov saat diwawancara rombongan media dari Rusia, pada Selasa, 15 November 2022.
Baca juga: 5 Poin Penting yang Disepakati dalam Leaders' Declaration KTT G20 Bali
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai untuk menghadiri KTT G20 di Tuban, Kabupaten Badung, Pulau Bali, Indonesia, 13 November 2022. Sonny Tumbelaka/Pool via REUTERS
G20 pada Rabu, 16 November 2022 menyepakati deklarasi pemimpin (leaders' declaration) atau komunike, yang menyatakan sebagian besar negara-negara anggota G20 mengecam agresi Rusia ke Ukraina. Invasi itu telah memperparah kondisi ekonomi global.
Menurut keterangan resmi, G20 menyuarakan keprihatinan yang mendalam atas risiko ketahanan pangan global buntut naiknya ketegangan. Forum G20 juga menekankan perlunya independensi bank sentral untuk mengekang inflasi yang melonjak.
Deklarasi 17 halaman itu menyesalkan agresi Rusia terhadap Ukraina, dan menuntut penarikan pasukan Rusia secara penuh dan tanpa syarat dari wilayah Ukraina.
Baca juga: Daftar Mobil dan Motor Listrik yang Jadi Kendaraan Operasional Polri
Seperti telah diperkirakan para analis, isu Ukraina mendominasi KTT G20. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang menyampaikan pidato secara virtual di sesi pertama KTT G20 pada Selasa, 15 November 2022, menyerukan forum G20 agar ikut membantu menghentikan invasi Rusia.
Di tengah desakan Barat untuk mengisolasi Rusia, Presiden Rusia Vladimir Putin mengirimkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov ke KTT G20. Lavrov sudah kembali ke Rusia pada Selasa malam, 15 November 2022.
Lavrov saat diwawancara media Rusia pada Selasa, 15 November 2022, menyatakan negara-negara Barat telah mencoba mempolitisasi deklarasi bersama tersebut. Dia menuduh mereka mendorong untuk memasukkan kalimat yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina atas nama semua negara yang berpartisipasi.
Fokus Indonesia sebagai presidensi G20 adalah pemulihan ekonomi global paska-pandemi Covid-19, dengan prioritas bidang kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi. Namun pertemuan kepala negara anggota G20 kali ini dibayangi oleh krisis global di sektor pangan dan energi, yang dipicu oleh perang Ukraina.
Lavrov mengatakan perang Ukraina secara hibrid dilancarkan dan dipersiapkan oleh Barat selama bertahun-tahun. Rusia menyebut pihaknya hanya melakukan operasi militer khusus untuk membebaskan rakyat Donbas.
Dalam komunike G20 ditegaskan forum memang tidak punya tujuan untuk menyelesaikan masalah keamanan, namun anggota G20 mengakui masalah keamanan dapat memiliki konsekuensi yang signifikan terahadap ekonomi global.
Baca juga: Jokowi Serahkan Estafet Presidensi KTT G20 ke India
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.