TEMPO.CO, Jakarta - Pemilih di lima negara bagian Amerika Serikat memutuskan pada hari Pemilu sela apakah akan menyetujui legalisasi ganja untuk rekreasi. Ini merupakan langkah yang dapat menandakan perubahan besar menuju legalisasi ganja, bahkan di bagian paling konservatif di negeri Abang Sam.
Baca: Iran Kecam Skater yang Tidak Memakai Hijab di Luar Negeri
Usul legalisasi ganja itu terdapat di surat suara di negara bagian Arkansas, Maryland, Missouri, Dakota Utara, dan Dakota Selatan dan mengikuti langkah Presiden Joe Biden menuju dekriminalisasi ganja.
Pada bulan lalu, Biden mengumumkan dia mengampuni ribuan orang Amerika yang dihukum karena kepemilikan ganja di bawah hukum federal.
Pendukung inisiatif legalisasi ganja mengatakan pengumuman Biden dapat memberikan dorongan pada upaya mereka. Langkah ini mengikuti upaya selama bertahun-tahun oleh Partai Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat dan baru-baru ini di Senat untuk melegalkan ganja di tingkat federal.
Ganja untuk rekreasi legal di 19 negara bagian dan jajak pendapat menunjukkan penentangan terhadap pelunakan legalisasi. Kelima negara bagian dengan usulan ganja rekreasi di surat suara, kecuali Maryland, memilih Donald Trump dalam pemilihan presiden 2020.
Lima negara bagian tersebut saat ini juga memiliki program ganja untuk pengobatan adalah legal, termasuk Arkansas yang pada 2016 menjadi negara bagian “Sabuk Alkitab” pertama yang menyetujui ganja untuk pengobatan. Apotek negara dibuka pada 2019 dan lebih dari 91 ribu pasien memiliki kartu untuk membeli ganja secara legal untuk pengobatan.
Kampanye legalisasi ganja telah mengumpulkan sekitar US$ 23 juta di lima negara bagian, dengan sebagian besar di Arkansas dan Missouri. Lebih dari 85 persen kontribusi di kedua negara bagian tersebut berasal dari donor yang terkait dengan perusahaan yang memegang lisensi ganja untuk pengobatan.
Di Arkansas, pendukung telah menjalankan iklan optimistis yang menggembar-gemborkan ribuan pekerjaan yang akan diciptakan oleh tindakan tersebut. Adapun pihak yang menentang memperingatkan pemilih untuk melindungi Arkansas dari ganja dalam jumlah besar.
Inisiatif ini telah menuai kritik dari penentang legalisasi tradisional serta beberapa pendukung ganja untuk pengobatan, yang mengatakan usul Arkansas menempatkan terlalu banyak batasan dan hanya akan menguntungkan segelintir apotek.
Gubernur Arkansas yang berasal dari Partai Republik, Asa Hutchinson, mantan Kepala Administrasi Penegakan Narkoba federal, juga menentang tindakan tersebut.
Usul Missouri akan melegalkan ganja rekreasi untuk orang dewasa berusia di atas 21 dan menghapus catatan penangkapan serta hukuman masa lalu untuk pelanggaran ganja tanpa kekerasan, kecuali untuk menjual kepada anak di bawah umur atau mengemudi di bawah pengaruh ganja.
Maryland juga mengusulkan membuat perubahan dalam hukum pidana dan membuat penghapusan otomatis dari hukuman kepemilikan ganja di masa lalu.
Langkah Dakota Utara akan memungkinkan orang berusia 21 tahun ke atas menggunakan ganja secara legal di rumah serta memiliki dan menanam ganja dalam jumlah terbatas. Itu juga akan menetapkan kebijakan untuk mengatur toko ritel, pembudi daya, dan jenis bisnis ganja lainnya.
Masyarakat Dakotan Selatan, termasuk sejumlah besar Republikan, memilih melegalkan kepemilikan ganja pada 2020, tetapi undang-undang itu dibatalkan oleh Mahkamah Agung negara bagian sebagian karena usul tersebut digabungkan dengan ganja untuk pengobatan dan hasis.
Di Colorado, di mana ganja rekreasi telah legal selama hampir satu dekade, pemilih mengambil usul yang akan memungkinkan penggunaan zat psikedelik tertentu. Jika disetujui, itu akan menjadikan Colorado negara bagian kedua Amerika yang mengambil langkah seperti itu.
Baca: Kasus Baru Covid-19 di Guangzhou Naik
AL JAZEERA