Aljazair dilaporkan telah mengisi sebuah lamaran untuk menjadi anggota BRICS, yang terdiri dari anggota-anggota ekonomi berkembang. Situs pemberitaan Al-Shouruk mewartakan perihal ini berdasarkan pengumuman dari Leila Zerrouki, utusan khusus Kementerian Luar Negeri Aljazair bidang kemitraan luar negeri.
Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune belum lama ini mengatakan negaranya tertarik untuk bergabung ke BRICS, yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan. Tebboune sangat yakin negaranya memenuhi semua kriteria untuk menjadi anggota BRICS.
Duta Besar Rusia untuk Aljazair Valeryan Shuvaev memberikan sinyalemen kalau Moskow tidak keberatan dengan kemungkinan Aljazair bergabung dengan BRICS.
Presiden Rusia Vladimir Putin (depan), memeriksa transmiter terjemahan di KTT BRICS 2014 di Fortaleza, Brasil, 15 Juli 2014. Para pemimpin negara BRICS bertemu untuk membuat bailout dan dana pengembangan senilai $ 100 miliar. (AP/Silvia Izquierdo)
Pada tahun ini, BRICS menggelar pertemuan secara online pada Juni 2022, di mana formatnya diperpanjang dengan mengajak sejumlah negara, di antaranya Aljazair. Presiden Tebboune ketika itu menjadi tamu yang diberi kesempatan pertama untuk menyampaikan pidato. Dalam kesempatan tersebut, Tebboune menyerukan adanya tatanan ekonomi baru, di mana paritas dan kesetaraan antara negara-negara akan berkuasa.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov pada September lalu mengatakan ada sejumlah negara yang telah menguatarakan keinginan untuk bergabung dengan BRICS. Saat ini para pemimpin negara anggota BRICS sedang mengembangkan sebuah prosedur tata cara menerima anggota baru.
Aliansi BRICS, yang merupakan lebih dari 40 persen populasi dunia, diperkirakan akan menerima anggota baru di antaranya Arab Saudi, Turki, Mesir, Iran dan Afghanistan.
BRICS dibentuk pada September 2006 di Cina. Sejak 2009, negara-negara angota BRICS rutin melakukan rapat tahunan. Cina menjadi tuan rumah rapat tahunan BRICS ke-14 pada 24 Juli 2022 yang diselenggarakan secara virtual.
Sumber: RT.com
Baca juga: Sudah Saling Mendukung, Rusia dan India Tak Butuh Dolar AS
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.